Monday, January 2, 2012

Manajemen Pendidikan


A.    MANAJEMEN ORGANISASI
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 15)
B.     MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Managemen peserta didik meliputi pencatatan atau pendataan murid dari melai dia mendaftar samapai dia lulus. Ada beberapa rangkaian pendataan dari managemen peserta didik.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
  2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
  3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
  4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
  2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
  3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
  4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
  5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
  6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
C.    MANAJEMEN TENAGA KERJA

D.    MANAJEMEN KURIKULUM
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip-prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
E.     MANAJEMEN FASILITAS
Manjemen Fasilitas pendidikan adalah meberikan layanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terelenggaranya proses pendiidkan secara efektif dan efisien
Jenis sarana pendidikan
ð  Ditinjau dari habis tidaknya dipakai (habis pakai dan tahan lama)
ð  Ditinjau dari begerak tidaknya pada saat digunakan
ð  Ditinjau dari hubugnan dengan proses belajar mengajar
Prinsip Pengelolaan sarana dan prasaranan pendidikan
ð  Pencapaian tujuan
ð  Efisiensi
ð  Administrative
ð  Kejlasan tanggung jawab
ð  kekohesifan
F.     MANAJEMEN PEMBIAYAAN
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegitan yang berkenaan dengna pataan sumber, penggunaan dan pertanggungjawaban danan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.
G.    MANAJEMEN HUMAS
Pengertian humas dalam pendidikan adalah rangkaian pengeloalaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajra mengajar dilembaga pendidikan bersangkutan.
Tujuan pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat juga dapat dipisahkan atau ditinjau dari beberapa aspek, yaitu dari kepentingan sekolah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan umum.
1.      Ditinjau dari kepentingan sekolah:
1)      Memelihara kelangsungan hidup sekolahan.
2)      Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
3)      Memperlancar proses belajar mengajat.
4)      Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
2.      Ditinjau dari kebutuhan:
1)  Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual.
2) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
3)    Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4)    Memperoleh kembalai anggota – anggota masyarakat yang makinmeningkatkan kemampuannya.
c.    Ditinjaudarikepentingan umum adalah:
1)    Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2)  Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3)      Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4)  Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
5)      Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak–anak.
Bermacam–macam tujuan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
1.      Kualitas pembelajaran( kognitif, afektif maupun psikomotor ).
2.      Kualitas hasil belajar. Kualitas belajar siswa akan tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsidantindakanantarasekolah, masyarakatdan orang tuasiswa.
3.      Kualitaspertumbuhandanperkembanganpesertadidiksertakualitasmasyarakat (orang tuamurid) itusendiri.Lulusan yang berkualitasmerupakan modalutamadalammembangunkualitasmasyarakat di masadepan.
Manfaat HUMAS
ð  Bagi Lembaga Pendidikan
1.      Memper besar dorongan mawas diri
2.      Mempermudah memperbaiki pendidikan
3.      Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
4.      Mendapatkankoreksidarikelompokmasyarakat
5.      Mendapatdukungan moral darimasyarakat
6.      Memudahkanmemintabantuandan material darimasyarakat
7.      Memudahkanpemakaian media pendidikan di masyarakat
8.      Memudahkanpemanfaatannarasumber
ð  Bagi Masyarakat
1.      Mengetahuihal-halpersekolahandaninovasinya
2.      Kebutuhan-kebutuhanmasyarakattentangpendidikanlebihmudahdiwujudkan
3.      Menyalurkankebutuhanpartisipasidalampendidikan
4.      Melakukanusul-usulterhadaplemabagapendidikan

H.    MANAJEMEN KETERLAKSANAAN
Manajemen ketatalaksanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dimana didalamnya terkandung cara-cara melaksananakn proses biak dari penataan, negeloalaan, pengorganisasian sampai dengan hal surat menyurat yang diperlukan oleh organisasi.

I.       SUPERVISI
Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut : “ Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik “. Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu diperhatikan :
a)      Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
b)       Hal-hal yang menunjang kegiatan belajar mengajar
1. Tujuan Umum Supervisi pendidikan
a)      Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia “dewasa” yang sanggup berdiri sendiri.
b)      Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang dewasa dan pancasilais.
c)      Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri
Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya.
2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan
Meliputi :
a)  Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai tujuannya.
b)   Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka untuk mengatasinya.
c)  Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif.
d)    Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e) Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya.
f)   Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program yang disusun.
g)    Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
h)      Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
i)     Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarkat agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong sekolah.
j)       Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasi sekolah profesinya.
k)   Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarkat.
l)        Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.


No comments:

Post a Comment

Top Post

PROPOSAL USAHA

A.     PROPOSAL USAHA Proposal usaha merupakan media untuk menjelaskan profil usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha. Propos...

Sering Dicari