Dijaman serba percepatan ini, identitas suatu kelompok, suku, masyarakat harus tetap dipertahankan. Salah satu cara mempertahankan identitas tersebut yaitu melalui Budaya. Budaya yang merupakan hasil pemikiran murni yang terlahir di tengah masyarakat, inilah yang menjadi benteng pertahanan dari percepatan perubahan kondisi saat ini, yang serba berkiblat pada kebudayaan asing yang terus merongrong kebudayaan asli.
Salah
seorang yang tetap mempertahan kebudayaan tersebut hingga saat ini ditengah
perkembangan zaman yang semakin maju ini adalah Mbah Ngajiyo Rilingkito. Beliau
lahir pada tahun 1960, disebuah desa kecil bernama Dusun Wunut, Sumberwungu,
Tepus, Gunungkidul. Sejak kecil beliau sudah bergelut dan diajarkan dengan
berbagai jenis kesenian tradisional jawa. Sosok yang sekarang ini sudah berumur
65 tahun tersebut, masih tetap exist dalam bidang Pranoto Acara/Master of
Cermony/MC dari bebagai bidang acara, khususnya dibidang ‘Dalang Manten’.
Selain itu sosok yang satu ini juga menguasai bebagai jenis kesenian antara
lain; seni karawitan, seni kethoprak tradisional, seni tari dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dalam bidang pranoto acara, kemampuan beliau sudah tidak
perlu diragukan lagi, karena sudah hampir kurang lebih 20 tahun beliau sudah
bergelut dalam bidang tersebut. Tutur kata yang digunakan juga bisa disebut ‘pinilih’,
dan banyak orang yang menggunakan jasanya dalam berbagai bidang acara.
Sosok-sosok
seperti inilah yang merupakan benteng pertahanan dari kebudayaan yang semakin
lama semakin tergerus oleh perubahan jaman yang semakin modern. “Legenda”, itulah menurut saya gelar yang pantas disematkan kepada sosok-sosok yang tanpa
lelah, dan dengan gigih tetap melestarikan kebudayaan daerah, salah satunya
Mbah Ngajiyo Rilingkito ini.
Gunungkidul,
7 Juni 2020
No comments:
Post a Comment