Saturday, August 9, 2014

TEOLOGI INDUSTRI

Sejak masa pencerahan dan meledaknya revolusi industri di Inggris pada abad ke 18, peradaban manusia memasuki babak baru, yaitu masa optimisme akan kemajuan umat manusia berdasarkan keberhasilan teknologi industry. Diakui atau tidak, bahwa industrialisasi telah memberikan sejumlah kemudahan pada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakan bahwa industrialisasi merupakan sebuah kebutuhan manusia modern, karena berbagai sektor kehidupan manusia modern sangat tergantung pada industri. Sektor yang dimaksud seperti pertaniaan, peternakan, rumah tangga, perkantoran dan lain-lain.
Di bidang pertanian, para petani membutuhkan alat-alat pertanian yang bisa menunjang efektivitas kerja, mereka tidak lagi perlu berlama-lama membajak sawah menggunakan kerbau atau sejenisnya, tetapi cukup dengan mesin, maka mereka akan dengan mudah menggarap sawah dalam waktu yang cukup singkat. Mereka juga membutuhkan pada industrialisasi guna memenuhi berbagai macam pupuk untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam tempo yang relatif singkat sehingga akan menambah penghasilannya.
Pentingnya industrialisasi sebagai tahapan untuk mempercepat perkembangan ekonomi dengan mudah dapat dipahami. Namun, untuk mengembangkannya memerlukan persyaratan yang cukup berat, setidaknya sama dengan usaha mempercepat perkembangan ekonomi pada umumnya.
Negara-negara berusaha mengembangkan industri yang dapat menghasilkan dalam waktu relatif pendek serta dapat menghemat devisa. Karena itu, pilihannya kerap kali jatuh pada usaha lebih dahulu mengembangkan industri subtitusi impor. Namun biasanya, akan terbentur bila suatu ketika pasaran dalam negeri sudah jenuh atau bila harus memasarkannya keluar negeri. Hal ini dirasakan oleh hampir semua negara berkembang.
A.       Pengertian Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
B.    Pengertian Industrialisasi
Industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau agraris ke struktur ekonomi industri (Dochak Latief:161: 2002).
Ada tiga konsep tentang pemikiran Industrialisasai di Indonesia:
1)   Industrialisasi yang mendasarkan pada keunggulan komparatif, maksudnya ialah industri yang secara relatif paling menguntungkan/dapat memperoleh keuntungan maksimal atau kerugian minimal. Konsep ini mendasarkan diri pada teori perdagangan internasional.
2) Industrialisasi yang didasarkan pada perkaitan antar sektor, terutama sektor hulu-hilir. Maksudnya, agar mengembangkan industri yang secara horizontal yang saling mendukung. Misalnya, antara industri ban mobil dan industri perakitan mobil atau industri otomotif; antara industri tegel, playwood, besi beton untuk saling mendukung dalam industri bahan bangunan. Adapun industri yang memiliki keterkaitan secara vertikal atau industri hulu dan industri hilir, misalnya antara industri benang tenun dengan industri tekstil dan industri garmen atau pakainan jadi.
3)  Industrialisasi yang didasarkan pada teknologi tinggi untuk mengembangkan industri hulu atau industri dasar dan industri hilir secara simultan atau secara bersama-sama.
Ketiga konsep pemikiran tersebut bukan bersifat alternatif eksklusif, dalam arti, yang satu terlepas dari yang lain. Akan tetapi, ketiga-tiganya dapat diambil atau dipilih mana  yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan saat tertentu.
C.    Perkembangan Industrialisasi di Indonesia
Selama dasawarsa 70an, sektor industri dapat  tumbuh rata-rata mencapai 12,8%. Kecepatan ini logis karena baru dalam taraf awal melalui penanaman modal secara besar-besaran, tetapi kemudian pertumbuhannya menurun bila mendekati titik kejenuhan, kecuali bila pasarannya dapat dikembangkan terus menerus. Perkembangan sektor industri antara 1985-1989 adalah sebagai berikut: tahun 1985 (11,9%), 1986 (9,29%), 1987 (10,16%), 1988 (11,9%), dan tahun 1989 (9,09%) sebagai angka perkiraan. (Tinjauan Ekonomi Bank Bumi Daya, Sept. 1990, hal. 5).
Pada tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri setelah krisis. Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri masih menjadi fokus kebijakan industri. Sementara itu, pemerintah pun memprioritaskan pengembangan industri berkeunggulan kompetitif dengan pendekatan klaster. (Departemen Perindustrian, 2005).
Industrialisasi di Indonesia sejak pelita I hingga saat ini telah mengakibatkan transfornasi struktural di Indonesia. Pola pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejalan dengan kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara. Kecenderungannya adalah terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian, sedang kontribusi sektor industri cenderung meningkat.
D.    Pentingnya Indutrialisasi di Indonesia
Industrialisasi sendiri sebenarnya tidak lain adalah suatu proses perkembangan teknologi dengan bantuan ilmu pengetahuan yang diterapkan yang dicirikan ekspansi produksi secara besar-besaran di mana dipergunakan mesin-mesin secara luas untuk pasar yang luas. Untuk itu tentu saja harus dipenuhi persyaratan-persyaratan yang cukup banyak, di antaranya:
1. Kualitas manusia dalam arti buruh-buruh yang lebih terdidik sehingga memungkinkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan tertentu.
2.  Segi-segi organisasi produksi, manajerial serta kedisiplinan kerja yang lebih baik.
3. Modal/investasi yang lebih besar untuk dapat menciptakan produksi yang lebih banyak, tenaga beli lebih besar, alat-alat distribusi, transportasi yang lebih baik pula.
Dengan kata lain, bahwa sistem produksi harus sama efektifnya dengan mata rantai alat-alat distribusi, sampai pada pemasaran atau pihak konsumennya. Produksi dibuat tidak lain untuk dikonsumsi. Biasanya melalui proses-proses supply and demand yang sekiranya proses aktivitas ekonomi dalam masyarakat dapat diatur sedemikian lancarnya, maka akan timbulah proses penambahan penghasilan dalam masyarakat secara kontinyu.
Kalau yang akan dihasilkan oleh proses industrialisasi seperti di atas, maka sangat wajarlah kalau negara-negara yang sedang berkembang seperti juga Indonesia, perlu segera dipersiapkan segala sesuatunya sebaik-baiknya agar industrialisasi dapat benar-benar menjadi alat untuk mempercepat perkembangan ekonomi di negara kita.
Berdasarkan kondisi-kondisi yang ada di negara-negara yang sedang berkembang, maka pada garis besarnya tujuan-tujuan umum yang ingin dicapai dengan adanya industrialisasi adalah:
1. Merubah keadaan yang serba tergantung pada luar negeri, untuk menjadikan ekonominya lebih self sufficient. Sebab umumnya negara-negara tersebut massih memiliki struktur ekonomi yang berat sebelah, yaitu negara agraris yang sekaligus juga merupakan ekonomi ekspor. Kekayaan-kekayaan alam yang mereka miliki dengan berbagai hasil tambangnya, kesunuran tanah yang menghasilkan berbagai hasil pertanian, sebagian besar belum mampu mengelola sendiri sehingga harus dijual ke luar negeri. Begitu pula hampir segala kebutuhan barang-barang sampai-sampai beras juga merupakan hasil pertanian juga masih harus diimpor. Lebih-lebih peralatan-peralatan modal untuk memajukan industrialnya, alat-alat transportasi dan sebagainya yang belum mampu dibuat sendiri sehingga perlu mengimpor. Dengan keadaan yang demikian, maka negara tersebut dalam keadaan yang sangat lemah, baik dilihat dari segi ekspor maupun impor.
2. Dengan industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan mempergunakan hasil-hasil teknologi yang lebih modern. Dalam bidang pertanian, diharapkan dapat memanfaatkan hasil-hasil industri kimia seperti pupuk, berbagai jenis insektisida, hasil-hasil penyelidikan bibit-bibit padi unggul dan sebagainya. Begitu pula dalam bidang-bidang kerajinan rakkyat, alat-alat transportasi, dan berbagai jenis bangunan agar mengalami kemajuan. Semuanya diharapkan dapat mempercepat perkembangan ekonomi serta kenaikan pendapatan per kapita.
3.   Menambah lapangan kerja baru untuk memperkecil jumlah pengangguran.
4.  Dari segi neraca pembayaran, dimaksudkan agar secepatnya dapat memperbaiki neraca pembayaran yang selalu defisit. Maksudnya sekalipun dalam jangka pendek dengan adanya industrialisasi terpaksa banyak mengimpor mesin-mesin, alat-alat transportasi dan sebagainya sehingga memerlukan devisa yang sangat besar, tetapi lama kelamaan diharapkan adanya industri-idustri substitusi impor, akan dapat mengurangi devisa yang kita butuhkan sedangkan sebaliknya kita mampu memperbesar ekspor kita.
Tentu saja tidak semua tujuan yang ingin dicapai dengan adanya industrialisasi itu dapaat dicapai bersama. Bahkan kerap kali mengharuskan kita untuk memilih mana yang harus kita prioritaskan. Namun jelas bahwa industrialisasi boleh dikatakan sebagai jalan yang mutlak untuk mempercepat perkembangan ekonomi. Di Indonesia sendiri usaha ke arah industrialisasi sudah cukup lama.  
E.       Peran Industrialisasi dalam perekonomian
Peranan sektor industri dalam produksi nasional pada tahun 1990 cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan sumbangannya sebesar 21% ke dalam produk domestik bruto (PDB), ini berarti telah melampaui sumbangan sektor pertanian sebesar 19%. (Hartanto, 1995). Selanjutnya berdasarkan data tahun 2000, besar komposisi perbandingan sumbangannya terhadap PDB adalah 30% industri dengan 10% pertanian (LPE-IBII, 2002).
Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri.
Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.
Selain itu, industrialisasi memiliki peran sebagai berikut:
1.  Memperluas lapangan kerja.
2.  Menambah devisa negara.
3.  Memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya manusia.
4.  Menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi lebih cepat.
5.  Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan efisiensi.
F.        Dampak Industrialisasi di Indonesia
Kendala bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi. Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam negeri. Selain itu, akibat adanya industrialisasi telah terjadi kemerosotan sumberdaya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan.
Industrialisasi menuntut adanya manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu. Tanpa memiliki sifat-sifat itu kemajuan dibidang ekonomi sulit dicapai. Beberapa sifat yang diperkirakan sangat diperlukan untuk mendukung industrialisasi telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Rostow beranggapan, untuk mendukung kemajuan ekonomi modern diperlukan orang yang mempunyai beberapa keinginan  di dalam dirinya. Keinginan yang harus ada ialah keinginan untuk mengembangkan ilmu-ilmu dasar (fundamental scient), keinginan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar tersebut bagi kepentingan ekonomi, keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru (inovasi), keinginan untuk mencari kekayaan materi.
Industrialisasi telah memberikan dampak terhadap pola lapangan kerja yang diawali dengan meningkatnya kebermaknaan pada lingkungan dan meningkatnya perluasan jaringan social juga meningkatnya penyerapan lapangan kerja di sektor industri kemudian diikuti dengan meningkatnya presentasi penduduk yang bermata pencaharian pada sektor jasa dan perdagangan.
Industrialisasi berdampak terhadap pola kehidupan keluarga ditandai dengan meningkatnya beban keluarga, meningkatnya dinamika kehidupan dan pendapatan keluarga kemudian meningkatnya jumlah anggota keluarga, meningkatnya kualitas kehidupan serta jumlah penghasilan yang diterima oleh masyarakat. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat meningkat yang sejalan dengan pola perilaku masyarakat yang maju.
Indutrialisasi memberikan dampak terhadap pola pengembangan sumberdaya manusia yang ditandai dengan perubahan masa pendidikan yang diselesaikan oleh anggota keluarga dan perubahan reorientasi tujuan pendidikan yang diikuti oleh peningkatan jumlah lulusan pendidikan formal maupun non-formal dan terjadi pergeseran orientasi pendidikan yang diikuti oleh peningkatan jumlah lulusan pendidikan formal maupun non-formal dan terjadi pergeseran pendidikan yang dapat mendorong bagi percepatan masyarakat menuju industrialisasi (endangkomarasblog.blogspot.com).

Sumber:
Latief, Dochak. 1972. Arah Industrialisasi di Indonesia dan Masalah Kesempatan Kerja. Yogyakarta: UNY.
 Latief, Dochak. 2002. Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global.Surakarta: Muhammadiyah University Press.
 Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomi Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030?. Yogyakarta: Penerbit Andi.












No comments:

Post a Comment

Top Post

PROPOSAL USAHA

A.     PROPOSAL USAHA Proposal usaha merupakan media untuk menjelaskan profil usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha. Propos...

Sering Dicari