Saturday, August 9, 2014

Sejarah Gunungkidul

Gunungkidul sebagai wilayah administrasi terbagi menjadi 18 Kecamatan dan terdiri dari 144 desa, dengan ibukota kabupaten di Wonosari, jarak aksebilitas dari kota Yogyakarta ±40 km ke arah tenggara. Wilayah Gunungkidul khususnya di wilayah Pengembangan Selatan atau yang disebut Zone Pegunungan Seribu memuliki potensi wisata alam pantai yang begitu potensial, karena berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Tidak terkecuali potensi wisata alam pantai yang berada di Kecamatan Tepus. Kabupaten Gunungkidul yang terletak di ujung tenggara kota Yogyakarta sejauh 39 km, memiliki luas wilayah ±1.485,36 km2 atau ±46,63% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan garis pantai ± 70 km. berdasarkan topografis dan keadaan tanahnya, secara garis besar terbagi menjadi 3 wilayah:
a.   Wilayah pengembangan Utara disebut zone Batur Agung dengan ketinggian antara 200-700 meter di atas permukaan air laut, kondisi lahan berbukit dan cirinya terdapat sungai di atas tanah, terdapat sumber air tanah, dapat digali sumur dengan kedalaman 6-12 meter dari permukaan tanah. Adapun jenis tanahnya vulkanis lateristik dengan batuan induksit dan andesit. Wilayah zone ini meliputi kecamatan Patuk, Nglipar, Gedangsari, Ngawen, Semin, dan Pnjong bagian utara. Luas wilayah ± 42,283 Ha, wilayah ini berpotensi sebagai obyek ekowisata hutan dan alam pegunungan.
b.  Wilayah Pengembanan Tengan disebut zone Ledoksari dengan ketinggian 150-2—meter di atas permukaan air laut, disaat kemarau panjang zone ini masih terdapat air, jenis tanahnya magalit, terdapat sungai di atas tanah, air tanah terdapat pada kedalaman 60-120 meter dari permukaan tanah. Wilayah ini meliputi kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Semanu bagian utara dan Ponjong bagian tengah. Luas wilayah ini ± 27,908 Ha, berpotensi untuk agrowisata pertanian
c.   Wilayah Pengembangan Selatan disebut zone Pegunungan Seribu dengan ketinggian 100-300 meter di atas permukaan laut. Keadaan berbukit-bukit karang kapur serta banyak telaga, goa dan luweng dant tidak terdapat sungai dan kebanyakan didalam tanah. Wilayah ini terdiri dari Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Rongkop, Girisubo, Semanu bagian selatan dan Ponjong bagian selatan. Luas wilyah ± 78,908 Ha, berpotensi untuk wisata pantai, goa, pegunungan karst dan budaya sejarah.

ASAL MUASAL GUNUNGKIDUL
Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara belum banyak dihuni orang, di sebuah desa yang bernama Ponggangan sudah dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit.  Pemuka kelompok itu bernama R. Dewa Katong yang masih bersaudara dengan Raja Brawijaya.  Di desa itu R.Dewa Katong bertapa dengan maksud agar anak cucunya kelak dapat menjadi orang terkemuka serta memegang tampuk pemerintahan. Kemudian diperolehnya wangsit, lalu ia pindah ke hutan sekitar 10 km dari tempatnya bertapa, sampai ia meninggal. Sehingga desa itu dinamakan Desa Katongan.
Sepeninggal ayahnya, anaknya yang bernama R. Suromejo giat membangun desa Ponggangan sehingga menjadi ramai dan banyak dihuni orang. Kemudian R.Suromejo berpindah tempat di sebuah tempat yang ditumbuhi pohon mojo didekat sebuah batu karang dan sekarang tempat itu dinamakan Karangmojo.
Lama-kelamaan Desa Karangmojo semakin berkembang pesat dan akhirnya didengar oleh Raja Mataram yaitu Sultan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartasura. Kemudian Raja mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso untuk membuktikan adanya orang-orang pelarian Majapahit. Setelah terbukti, Tumenggung Prawiropekso menasehati agar Ki Suromejo meminta ijin kepada Raja Mataram karena desa tersebut termasuk wilayah kekuasaan Mataram. Tetapi Ki Suromejo tidak mau meminta ijin yang akhirnya terjadi perselisihan. Pertempuranpun terjadi, tetapi karena kekuatan yang tidak seimbang, pasukan Ki Suromeja dapat dilumpuhkan.
Ki Suromejo memiliki 4 orang putera yaitu Ki Mintowijoyo, Ki Poncobenawi, Ki Poncosadewo dan Ki Poncodirjo. Keempat bersaudara ini dalam perang Mangkubumen dapat ditaklukkan oleh Pangeran Sambernyawa, bahkan tiga puteranya terbunuh dan hanya tinggal Ki Poncodirjo.  Setelah takluk,  Ki Poncodirjo oleh P. Sambernyawa diangkat menjadi Bupati I Gunungkidul.
Bupati Tumenggung Poncodirjo tidak lama menjabat bupati karena ada penentuan batas daerah Gunungkidul antara Sultan dengan Mangkunegara II pada tanggal 13 Mei 1831, maka Gunungkidul pada saat itu (dikurangi Ngawen sebagai daerah Enclave Mangkunegaran) telah menjadi Kabupaten. Setelah Gunungkidul menjadi bagian Kasultanan Yogyakarta, Bupati Poncodirjo diberhentikan dan diganti Bupati Tumenggung Prawirosetiko. Pada masa ini, kedudukan kota kabupaten dialihkan dari Ponjong ke Wonosari.
Wonosari yang dipilih Tumenggung Prawirosetiko sebagai ibukota menurut cerita rakyat yang dihimpun oleh KRT. Partahadiningrat dengan judul “Babat Alas Nongko Doyong” Dumadine Kutho Wonosari, telah ada dan dibuka oleh seorang Demang Piyaman bernama Wonopawiro.  Karena Demang Wonopawiro berjasa membuka Alas Nongko Doyong, maka ia diangkat menjadi sesepuh demang sampai akhir hayatnya di Piyaman.
Di samping itu, untuk memperkuat eksistensi Gunungkidul adalah pertapaan Kembang Lampir, di sebuah Desa Girisekar Kec. Panggang. Tempat ini dahulunya adalah tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan yang ingin memperoleh wahyu agar dapat menurunkan raja-raja di Jawa.
Dari semedinya diperoleh wangsit bahwa ia akan mendapatkan wahyu gagak emprit yang bertempat di sebuah ranting yang telah lapuk. Setelah ranting didekati, wahyu gagak emprit gaib dan muncul Sunan Kalijaga. Ki Ageng Pemanahan diberitahu oleh Sunan Kalijaga bahwa wahyu kraton berada di Desa Giring (Kec,Paliyan). Akhirnya Ki Ageng Pemanahan pergi ke Giring. Untuk mempercepat perjalanannya Ki Ageng Pemanahan dilemparkan (dikipatake) oleh Sunan Kalijaga agar jatuh di Desa Giring. Tetapi Ki Ageng Pemanahan jatuh di sebuah desa lain. Tempat jatuhnya Ki Ageng Pemanahan muncul sebuah sumber/tuk yang terletak di Desa Mulusan. Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke Desa Giring.
Karena perjalanan jauh, Ki Ageng Pemanahan merasa haus dan secara kebetulan di rumah Ki Ageng Giring terdapat kelapa muda (degan). Maka tanpa menanti Ki Ageng Giring yang sedang jamas/mandi di sungai, diminumnya air kelapa muda itu sampai habis. Ternyata wahyu  kraton yang dimaksudkan Sunan Kalijaga tersebut berada di dalam kelapa muda itu dan bernama “Wahyu Poncopurbo”. Betapa terkejutnya Ki Ageng Giring karena kelapa muda yang akan diminumnya telah dihabiskan Ki Ageng Pemanahan. Dan terjadilah perselisihan, namun akhirnya disadari oleh Ki Ageng Giring, bahwa yang ditakdirkan menurunkan raja-raja Jawa adalah Ki Ageng Pemanahan. Apabila dihubungkan antara Ki Ageng Pemanahan yang akan menurunkan raja-raja jawa dengan eksistensi Gunungkidul, maka dalam sejarah diketahui bahwa yang mengangkat dan memberhentikan Bupati Gunungkidul adalah Raja/Sultan Yogyakarta. Adapun Raja Mataram/Kraton Yogyakarta adalah keturunan Ki Ageng Pemanahan


Sumber:
Tim Penyusun. (2012). Data Potensi Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012. Wonosari

2 comments:

  1. SOROTAN UNTUK ASAL MUASAL GUNUNG KIDUL

    Sebelumnya saya mohon maaf dalam berkomentar.. Mohon kalau membuat artikel yang berbau sejarah jangan asal tulis, jangan asal comot sana sini, jangan asal copy paste dari sumber lain dan harus bisa membuktikan sumber sejarahnya sehingga bisa menjadi acuan bukan malah menyesatkan sejarah… Dari artikel ini menurut saya telah terjadi “PENYESATAN SEJARAH” sehingga akan membawa pembaca untuk meyakini suatu hal yang salah..! Parahnya kalau hal ini disebarluaskan sehingga membawa dampak buruk yaitu pembodohan terhadap masyarakat. Beberapa hal yang menurut saya terjadi kejanggalan dan kesalahan dalam hal ini adalah;
    1. Kalau tokoh yang bernama “R. Dewa Katong” itu benar saudara Brawijaya V, pertanyaan saya adl berapa umur beliau sampai dengan meninggalnya..?? Karena Brawijaya V (Bhre Kertabhumi) itu telah wafat pada tahun 1478, mungkinkah beliau berumur lebih dari 300 tahun..??? karena hanya dua generasi ke Pontjodirjo. Demikian juga anaknya yang bernama R Suromejo, benarkah beliau anak dari “R Dewa Katong”..? Apakah mungkin beliau juga berumur ratusan tahun…?
    2. Pada tahun 1830 an, Kerajaan Mataram sudah tidak ada lagi..!, Terus Mataram yang mana saat itu? Karena yang ada adalah KASUNANAN SURAKARTA, KASULTANAN NGAYOGYAKARTA HADININGRAT, PROJO MANGKUNEGARAN dan PROJO PAKU ALAMAN.
    3. Amangkurat Amral atau Amangkurat II adalah Raja Mataram yang memerintah tahun 1677-1703, mungkinkah terjadi beliau masih hidup pada tahun 1830 an..? kalau ternyata atau misal terjadi kesalahan tahun pelantikan bupati I GK, inipun juga terjadi periode waktu yang membingungkan, karena bagaimana mungkin beliau memerintahkan orang yang pada jamannya beliau berkuasa orang itu ( Pangeran Sambernyowo) belum lahir…??
    4. Kalau benar Bupati I Gunung Kidul Pontjodirjo di lantik pada tahun 1831 oleh Pangeran Sambernyowo atau KGPAA Mangkunegoro I hal ini terjadi suatu kesalahan periode lagi..! Karena Beliau memerintah tahun 1757-1795. Bagai mana mungkin beliau bisa “Hidup lagi” pada tahun 1831 hanya untuk melantik Pontjodirjo menjadi bupati Gunung Kidul..?? Yang bergelar “PANGERAN SAMBERNYOWO” itu hanya RM Sahid atau Mangkunegoro I dan yang memberi gelar itu adalah Nicolaas Hartingh, gubernur VOC, karena di dalam setiap peperangan RM. Sahid selalu membawa kematian atau menebar maut bagi musuh-musuhnya. Tidak ada Pangeran lain yang bergelar Sambernyowo meskipun di lingkungan Mangkunegaran sendiri. Kalau Pontjodirjo benar dilantik oleh pihak Mangkunegaran yang paling memungkinkan dan pas adalah Mangkunegoro II karena beliau memerintah tahun 1796-1835 tetapi beliau tidak bergelar Sambernyawa.
    Terima kasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. mohon maaf Pak, sumber sudah tercantum jelas disitu.
      bisa di cek di dinas pariwisata gunungkidul, atau perpus kabupaten gunungkidul.
      kalau memang ada kesalahan, dan ada sumber yang lebih akurat, maka akan lebih baik buku2 itu jga segera ditarik dari peredarannya.

      Delete

Top Post

PROPOSAL USAHA

A.     PROPOSAL USAHA Proposal usaha merupakan media untuk menjelaskan profil usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha. Propos...

Sering Dicari