Teori-teori pembangunan ekonomi dapat
digolongkan menjadi lima golongan yaitu aliran-aliran Klasik, Karl Marx,
Schumpeter, Neo Klasik, dan Post Keynesian.aliran-aliran ini mencoba menemukan
sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan proses pertumbuhannya.
A. Teori Pertumbuhan Dan Pembangunan
Ekonomi
Mazhab Historimus
Dari mazhab historimus dibahas teori Friedrich List,
Bruno Hildebrand, Karl Bucher, dan Walt Whitman Rostow. Dari mazhab analitis
yang mencakup teori klasik, Neo klasik, dan Keynesian dibahas teori dari Adam
Smith, David Ricardo, Harrod-Domar, dan Solow-Swan. Sedangkan teori Schumpeter
dibahas secara tersendiri karena teori ini sulit untuk dikelompokan, demikian
pula halnya Teori Ketergantungan.
Mazhab ini melihat pembangunan ekonomi berdasarkan
suatu pola pendekatan yang berpangkal pada perspektif sejarah.
- Friedrich List
Menurut List sistem liberalisme yang laissez-faire dapat menjamin alokasi
sumberdaya secara optimal. Perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada
peranan pemerintah, organisasi swasta, dan lingkungan kebudayaan. Perkembangan
ekonomi hanya akan terjadi jika dalam masyarakat ada kebebasan dalam organisasi
politik dan kebebasan perorangan. List juga menegaska bahwa negara dan
pemerintah harus melindungi kepentingan golongan lemah di antara masyarakat.
Perkembangan ekonomi, menurut List melalui 5 tahap yaitu,
a. Tahap Primitif
b. Tahap beternak
c. Tahap pertanian
d. Tahap pertanian dan industri pengolahan
e. Tahap pertanian, indusrti pengolahan dan perdagangan.
- Bruno Hildebrant
Pemikiran Hildebrant selalu menekankan evolusi dalam perekonomian
masyarakat. Menurut Bruno perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi,
oleh karena itu ia mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
a. Perekonomian barter ( natural )
b. Perekonomian uang
c. Perekonomian kredit
- Karl Bucher
Pendapatnya merupakan sintesa dari pendapat List dan Hildebrand. Menurut
Bucher perkembangan ekonomi melalui 3 tahap, yaitu:
a. Produksi untuk kebutuhan sendiri ( subsisten )
b. Perekonomian kota dimana pertukaran sudah meluas
c. Perekonomian nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting
B. Aliran Klasik
Menurut aliran klasik pertumbuhan ekonomi liberal
disebabkan adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah
penduduk. Kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk,
tetapi akhirnya terjadi yang sebaliknya dan perekonomian akan mengalami
kemacetan.
Kemajuan teknologi disebabkan adanya akumulasi kapital
atau kemajuan teknologi tergantung pada pembentukan kapital. Adanya akumulasi
kapital akan memungkinkan dilaksanakannya spesialisasi atau pembagian kerja
melalui mekanisme yang lebih baik sehingga produktivitas tenaga kerja dapat
bertambah. Kecepatan pembentukan kapital tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat keuntungan. Sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun setelah
berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing
returns), karena sumberdaya alam itu terbatas.
Meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong
perkembangan investasi, dan investasi (pembentukan kapital) akan menambah
volume persediaan kapital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat
teknologi dan memperbesar jumlah uang yang beredar sehingga tingkat upah dapat
naik dan selanjutnya kenaikan tingkat upah ini berarti meningkatnya kemakmuran
penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong tambahnya jumlah penduduk dan
tambahnya jumlah penduduk menyebabkan berlakunya hukum penambahan hasil yang
semakin berkurang. Berlakunya hukum tersebut akan berakibat menurunnya tingkat
keuntungan dan turunnya tingkat keuntungan akan menurunkan akumulasi kapital
kembali.
Teori-teori perkembangan dari beberapa penganut aliran
Klasik diantaranya Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus.
- Adam Smith
Menurut Adam Smith, untuk berlangsung perkembangan
ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas
tenaga kerja bertambah. Spesialisasi dalam proses produksi akan dapat
meningkatkan produksi akan dapat meningkatkan ketrampilan tenaga kerja, dapat
mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat
mempercepat dan meningkatkan produksi. Sebelum adanya pembagian kerja harus ada
akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana
tabungan. Smith juga menitikberatkan pada “luas pasar”. Pasar harus seluas
mungkin dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional
menarik perhatiannya kerena hubungan perdagangan internasional itu menambah
luasnya pasar sehingga pasar terdiri dari pasar dalam negeri dan pasar luar
negeri.
Menurut Smith, sekali pertumbuhan itu mulai maka
bersifat kumulatif, artinya bila ada pasar yang cukup dan ada akumulasi
kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas
tenaga kerja. Kenaikan produktivitas akan menaikan penghasilan nasional dan
memperbesar jumlah penduduk. Jadi spesialisasi yang semakin besar membutuhkan
pasar yang semakin luas and dorongan untuk membuat alat-alat baru makin
bertambah. Dilain pihak naiknya produktivitas akan mengakibatkan tingkat upah
naik dan ada akumulasi kapital. Tetapi karena sumberdaya alam terbatas, maka
keuntungan maka keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum pertambahan
hasil yang semakin berkurang. Pada tingkat inilah perembangan mengalami
kemacetan atau berhenti.
- David Ricardo
Menurut David Ricardo ada tiga golongan masyarakat
yaitu: golongan kapitalis, golongan buruh dan golongan tuan tanah. Golongan
kapitalis adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang
penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali
pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya
pendapatan nasional lebih besar lagi. Contohnya: golongan buruh dan golongan
tuan tanah. Golongan buruh tergantung pada golongan kapitalisme dan merupakan
golongan yang terbesar dalam masyarakat. Golongan tuan hanya menerima sewa saja
dari golongan kapitalis atas areal tanah yang disewakan.
Menurut David Ricardo bila jumlah penduduk bertambah
terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur
menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka. Akibatnya berlaku hukum tambah
hasil yang semakin berkurang. Selain itu ada persaingan diantara
kapitalis-kapitalis itu sendiri dalammenolah tanah ynag semakin kurang
kesuburannya dan akibatnya keuntungan mereka semakin menurun hingga sampai pada
tinkat keuntungan yang normal saja.
Dalam pendapatan nasional, tampak bahwa upah dan sewa
meningkat terus, sedangkan laba menurun dengan semakin berkembangnya waktu.
Dalam pendapatan perkapita, upah selalu tetap pada tingkat batas, laba menurun
dan sewa meningkat. Hal ini dikarenakan oleh semakin langkanya sumberdaya
tanah, sehingga sewa menjadi semakin mahal dan laba kurang.
Pendapatan nasional dibagi menjadi tiga bagian yaitu
upah, sewa, dan keuntungan, masing-masing untuk pendapatan tenaga kerja
(buruh), tuan tanah, dan kapitalis. Jadi maksud dari pembagian/penggolongan itu
adalah untuk mengetahui unsur pendapatan yang manakah yang paling besar
pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi.
David Ricardo juga membedakan antara penerimaan bruto
(gross revenue) dan penerimaan neto (net revenue). Penerimaan bruto adalah
nilai pasar dari barang-barang akhir yang dibuat dalam suwatu waktu tertentu.
Penerimaan neto adalah pendapatan (economic surplus) yang memungkinkan adanya
pertumbuhan selanjutnya. Adanya penerimaan bersih karena buruh dapat menghasilkan
sesuatu ynag melebihi suatu tingkat nilai yang dibutuhkan untuk mempertahankan
hidupnya. Jadi penerimaan neto yang menyebabkan adanya perkembangan ekonomi
apabila digunakan untuk akumulasi kapital. Bila penerimaan neto ini berkurang
karena berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang berarti
pembagian pendapatan menjadi lain bentuknya, sehingga keuntungan yang diterima
oleh kapitalis berkurang dan perkembangan selanjutnya berhenti. Jadi penerimaan
neto yang merupakan keuntungan ini akan semakin berkurang karena tanah-tanah
terbatas dan pemanfaatannya akan bergeser.
- Thomas Robert Malthus
Menurut Malthus kenaikan jumlah penduduk ang terus
menerus merpakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan. Tetapi
kenaikan jumlah penduduk tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau
unsur-unsur perkembangan yang lain tentu tidak menaikan pendapatan dan tidak
menaikan permintaan. Dengan demikian tumbuhnya jumlah penduduk saja justru akan
menurunkan tingkat upah dan berarti memperendah biaya produksi. Turunnya biaya
produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong
mereka untuk terus berproduksi, tetapi keadaan ini sifatnya hanya sementara,
sebab permintaan efektif (effective demad) akan semakin berkurang karena pendapatan
buruh juga semakin berkurang.
C. Teori Karl Marx (pertumbuhan dan
kehancuran)
- Sejarah perkembangan masyarakat
Karl Marx mengemukakan teori atas dasar sejarah
perkembangan masyarakat dimana perkembangan itu melalui 5 tahap:
a. Masyarakat komunal primitif (primitive communal)
Masyarakat menggunakan alat-alat untuk bekerja yang
sifatnya masih sangat sederhana seperi alat-alat dari batu. Alat-alat tersebut
bukan milik perseorangan tetapi milik komunal.dalam masyarakat ini tidak ada
surplus produksi di atas konsumsi karena orang menbuat sendiri barang-barang
atas kebutuhannya sendiri. Tetapi makin lama orang sedikit demi sedikit
mengetahui alat-alat produksi yang lebih baik (dari besi). Perbaikan alat-alat
produksi tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan sosial dan kemudian
terjadi pembagian kerja dalam produksi. Akhirnya untuk menghasilkan
barang-barang dibutuhkan orang lain untuk membantu dan ada hubungan produksi
antara orang-orang dalam masyarakat.
b. Masyarakat perbudakan (slavery)
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki
alat-alat produksi dengan orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka merupakan
dasar terbentuknya masyarakat perbudakan. Cara kerja ini keuntungan para
pemilik alat produksi semakin besar karena budak-budak hanya diberi sekedar
naskah supaya dapat bekerja dan tidak mati. Pembagian kerja dan spesialisasi
semakin jauh dalam bidang-bidang pertanian, kerajinan tangan dan lain-lain.
c. Masyarakat feodal
Adanya pertentangan-pertentangan dalam masyarakat maka
berakhirlah sistem perbudakan dan terbentuk masyarakat baru yaitu masyarakat
feodal, di mana kaum bangsawan memiliki alat-alat produksi yang paling utama
yaitu tanah. Hubungan produksi dalam sistem feodal merubah cara-cara kehidupan
sosial. Ada dua golongan klas dalam masyarakat feodal yaitu klas feodal yang
terdiri dari tuan tanah yang lebih berkuasa dalam hubungan sosial dan klas
buruh yang bertugas melayani mereka.
Kelas feodal lebih memikirkan keuntungan dan kemudian
mendirikan pabrik-pabrik. Pedagang-padagang baru banyak timbul dan didukung
oleh raja-raja yang membutuhkan pasar yang lebih luas karena peoduksi selalu
bertambah. Perkembangan ini menyebabkan timbulnya atau terbentuknya alat
produksi selalu bertambah.
d. Masyarakat sosialis
Dalam sistem sosialis, pemilikan alat-alat produksi
didasarkan atas hak milik sosial (social ownership). Hubungan kerja adalah
hubungan kerja sama dan saling membantu di antara buruh yang bebas dari unsur
eksploitasi. Sistem ini memberi kesempatan kepada manusia untuk maju baik di
lapangan produksi maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.
e. Masyarakat kapitalis
Hubungan produksi dalam sistem ini didasarkan pada
pemilikan individu (private ownership) masing-masing kapitalis terhadap
alat-alat produksi. Klas kapitalis memperkerjakan klas buruh yang tidak mau
menjual tenaganya karena mereka tidak memiliki alat produksi. Hubungan produksi
ini memungkinkan perkembangan yang pesat akan alat produksi karena adanya
keuntungan yang besar.
- Runtuhnya sistem kapitalis
Perkembangan masyarakat yang diuraikan Karl Marx,
dapat kita lihat pentingnya perubahan teknologi dan hubungan produksi
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Bukan kesadaran manusia yang menentukan
keadaan, tetapi sebaliknya justru keadaanlah (kesadaran ekonomi) yang
menentukan kesadaran manusia. Setiap tingkat keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat dengan teknologi dan semangatnya yang khusus, menimbulkan
jenis-jenis pertentangn klas yang berakhir dengan runtuhnya fase tersebut dan
timbul fase berikutnya yang sifatnya lebih tinggi dari pada fase sebelumnya.
Perkembangan sistem kapitalis, kapitalisme tidak saja akan mengalami stagnasi
tetapi akan mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh kapitalisme tersebut.
Karl Marx mendasarkan pendapatnya atas adanya hukum gerak, yaitu:
a.
Konsantrasi
b.
Akumulasi
c.
Kesengsaraan (verelendung)
d.
Krisis
e.
Konsentrasi
Perusahan-perusahan yang kuat yang dapat bertahan dan
perusahan yang kecil akan bangkrut. Yang tersisa hanya perusahaan besar saja.
Karena perusahan yang satu menggabung dengan yang perusahaan lain supaya tidak
bangkrut karena persaingan.
a. Akumulasi
Perusahaan-perusahaan yang sudah menggabung akan bertambah besar itu
memiliki kedudukan monopoli, sehingga kekayaan semakin menumpuk.
b. Kesengsaraan
Adanya persaingan perusahaan yang kecil menjadi bubar dan mereka
menggabungkan diri pada para buruh. Buruh menjadi semakin banyak jumlahnya dan
semakin kuat. Karena penawaran buruh semakin banyak, maka upah dapat ditekan
dan mereka masih dapat didesak oleh kaum kapitalis. Akibatnya kemelaratan
semakin meluas.
c. Krisis
Daya beli masyarakat makin berkurang karena pendapatan buruh semakin
berkurang, sehingga terjadilah kelebihan produksi atas konsumsi (over
production). Harga barang-barang merosot dan produksi terpaksa ditahan. Dengan
demikian kapitalis akan mendorong:
1.
Semakin sengsaranya kaum buruh
2.
Terjadinya konsentrasi kapital
3.
Turunnya tingkat keuntungan kapitalis
D. Aliran neo-klasik
Aliran neo-klasik mempelajari tingkat bunga yaitu
harga modal yang menghubungkan nilai pad saat ini dan saat yang akan datang.
Pendapat neo-klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
a. Adanya akumulasi capital merupakan
faktor penting dalam perkembangan ekonomiMenurut neo-klasik, tingakat bunga dan
tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat investasi. Tingkat bunga
rendah, maka investasi akan tinggi dan sebaliknya. Kemajuan teknologi merupakan
salah satu faktor pendorong kenaikan pendapatan nasional. Perubahan teknologi
menurut neo-klasik adalah penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan
tenaga buruh atau relatif lebih bersifat “penghematan buruh” (labor saving)
daripada penghematan kapital (capital saving). Jadi kemajuan-kemajuan teknik
akan menciptakan permintaan yang kuat akan barang-barang kapital.
b.
Perkembangan sebagai proses yang gradual; Perkembangan
merupakan proses yang gredual dan terus menerus. Alfred Marshall menganggap
bahwa perekonomian sebagai suatu kehidupan organik yang tumbuh dan berkembang
perlahan-lahan sebagai proses yang gradual.
c.
Perkembangan sebagai proses yang harmonis
dan kumulatif; Perkembangan sebagai proses yang harmonis dan kumulatif ialah
proses ini meliputi berbagai faktor dimana faktor-faktor itu tumbuh
bersama-sama. Marshal menggambarkan harmonisnya perkembangan itu karena adanya
internal economies dan external economies. Intrnal economies timbul karena
adanya kenaikan skala produksi yang tergantung pada sumber-sumber dan efisiensi
dari perusahaan. External economies tergantung pada industri pada umumnya yang
menyediakan kebutuhan-kebutuhan antar industri. Internal economies merupakan
hasil dari adanya mesin-mesin yang lebih luas, managemen yang lebih baik dan
sebagainya sehingga ada kenaikan poduksi. External economies timbul karena
kenaikan produksi pada umumnya dan ada hubungannya dengan pekembangan
pengetahuan dan kebudayaan selain itu meliputi timbulnya industri-industri
cabang yang saling membantu satu sama lain demi kelancaran produksi, timbul
fasilitas-fasilitas transpor dan perhubungan yang modern. Marshal menekankan
pada sifat saling ketergantungan dan kontemporer dari perekonomian.
d. Optimis terhadap perkembangan ekonomi; Klasik
mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan macet karena terbatasnya sumber daya
alam. Neo-klasik berpendapat bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi
terbatasnya pertumbuhan itu dan selalu akan ada kemajauan-kemajuan pengetahuan
teknik secara gradual dan kontinyu.
e. Aspek internasional perkembangan ekonomi; Suatu
negara dapat menalami lima tingkat perkembangan ekonomi:
1) Mula-mula negara meminjam kapital atau
impor kapital, disebut sebagai debitur yang kurang mapan (immature-debtor).
2) Negara peminjam menghasilkan dengan
kapital pinjaman tadi, membayar devidn dan bunga atas pinjaman.
3) Setelah penghasilan nasional negara
meningkat terus, maka sebagian lagi dipinjamkan ke negara lain yang
menbutuhkan. Namun deviden dan bunga yang dibayar lebih dari deviden dan bunga
yang diterima negara yang diberi pinjaman. Negara ini tingkat debiturnya sudah
mapan (mature-deptor).
4) Dengan demikian negara mendapat surplus
sehingga utangyna sendiri sudah semakin sedikit dan piutangnya semakin besar.
Negara ini pada tingkat kreditur yang belum mapan (immature-credior).
5)
Akhirnya negara tersebut hanya menerima
deviden dan bunga dari negara lain saja. Negara ini tingkat krediturnya
sudah mapan (mature-creditor).
E. Teori schumpeter
1.
Jalannya perkembangan ekonomi
Perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual,
tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous),
yaitu gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Perkembangan
ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan
industri dan perdagangan. Berproduksi berarti mengkombinasikan bahan-bahan dan
tenaga yang ada atau yang dapat dicapai menghasilkan barang dengan metode lain
(inovasi). Inovasi dapat berbentuk lima hal yaiu:
a. Mengemukakan atau mengenalkan
barang-barang baru, atau barang-barang yang berkualitas baru yang belum
dikenal oleh konsumen
b.
Mengenalkan suatu metode produksi yang
baru
c.
Penemuan sumber-sumber ekonomi baru
d.
Menjalankan organisasi baru dalam industri
Adanya kemungkinan inovasi perlu, tetapi belum cukup mendorong perkembangan
ekonomi. Maka untuk adanya perkembangan ekonomi masih diperlukan pelaksanaan
inovasi-inovasi yang dalam hal ini dilakukan oleh wiraswasta. Neo-klasik
menekankan penggunaan tabungan untuk investasi. Sebaliknya menurut Schumpeter,
perkembangan-perkembangan selanjutnya tidak bersifat gradual, tetapi mengandung
ketidakpastian dan resiko yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungjan dulu
dan akan timbul keraguan dalam mengembangkan usahanya. Menurut Schumpeter
motif-moif wiraswasta untuk menaikan keuntungan atau standar hidup untuk dapat
menang dalam persaingan dan memperoleh kedudukan monopoli. Kunci teori
Schumpeter ialah untuk perkembangan ekonomi faktor yang terpenting adalah
wiraswasta (enterpreneur).
2.
Runtuhnys sistem kapitalis
Schumpeter berpendapat bahwa dasar-dasar ekonomi dan sosial sistem
kapitalis akan runtuh,ia mendasarkan pendapatnya atas 3 hal:
a.
Usangnya fungsi wiraswasta
Kegiatan wiraswasta terdiri merubah bentuk-bentuk
perekonomian atau pola yang ada dan menciptakan sesuatu yang baru.etapi
kemajuan teknologi diserahkan atai dilakukan oleh para ahli dalam industri
besar. Pemasaran dan dan pengurusan kegiatan yang baru sudah diatur sepenuhnya.
Inovasi tidak lagi dilakukan oleh orang tertentu namun merupakan pekerjaan
rutin yang dipimpin oleh manager yang ahli dalam perusahaan besar. Jadi fungsi
wiraswasta menjadi usang.
b.
Runtuhnya rangka kehidupan masyarakat
kapitalis
Kecenderungan pada konsentrasi perusahaan-parusahaan
besar akan menyebabkan lenyapnya dasar-dasar penting bagi kapitalisme yaitu hak
milik perseorangan dan kebebasan untuk mengadakan kontrak (freedom of
contract). Jadi kapitalisme akan runtuh karena dasar dari kapitalisme ini sudah
melemah.
c.
Runtuhnya golongan politikus
Mula-mula raja-raja feodal membantu tumbuhnya industri
dan perdagangan secara politis namun peraturan-peraturannya menguntungkan
mereka. Tetapi dalam kapitalise yang sudeh maju, kaum industri dan
perdagangannya meruntuhkan kekuatan feodal.
F. Analisa post-keynesian
Ahli-ahli post-keynesian ialah mereka yang mencoba
merumuskan perluasan teori keynes.post-keynesian memperluas sistem menjadi
teori output dan kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisa
fluktasi jangka pendek untuk mengetahui adanya perkembangan ekonomi jangka
panjang. Dalam analisis ini persoalan yang penting ialah:
· Syarat yang diperlukan untuk
mempertahankan perkembangan pendapat yang mantap (steady growth) pada tingkat
pendapatan dalam kesempatan kerja penuh (full employment income) tanpa
mengalami deflasi atau inflasi.
· Apakah pendapatan itu benar-benar
bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya
kemacetan yang lama atau terus menerus.
1. Analisis harrod dan domar mengenai pertumbuhan yang mantap (steady growth)
Harrod dan domar menekankan pentingnya peranan
akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan. Bedanya mereka menitik beratkan
bahwa akumulasi kapital mempunyai nilai ganda yaitu menimbulkan pendapatan dan
menaikkan kapasitas produksi dengan cara memperbesar persediaan kapital,
sedangkan kaum klasik menitik beratkan pada kapasitas dari akumulasi kapital
tetapi menggunakan adanya anggapan adanya permintaan cukup dan Keynes menitik
beratkan persoalan permintaan yang cukup tetapi mengesampingkan problem kapasitas.
Harrod dan Domar menganalisa kapasitas dan permintaan yang sebenarnya perlu
diperhatikan karena adanya investasi. Pengaruh pembentukan alat-alat kapital
baru:
· Kapital yang baru akan tetap belum dapat
digunakan sebab bila digunakan hasilnya tidak dapat terjadi karena pendapatan
tetap.
·
Kapital baru akan digunakan dengan biaya
dari alat kapital yang telah ada sebelumnya.
·
Kapital yang baru akan menggantikan tenaga
kerja.
Karena adanya pengaruh diatas, poembentukan kapital
harus dibarengi dengan kenaikan pendapatan yang sudah ada dan menganggurkan
kapital dan tenaga kerja. Kenaikan pendapatan diperlukan untuk menghindari
kelebihan alat-alat kapital dan pengangguran tenaga kerja.
2. Teori Evsey D. Domar
Karena investasi menaikkan kapasitas produksi dan pendapatan,
maka seberapa tingkat kenaikan investasi sama dengan kenaikan pendapatan dan
kapasitas produksi diperlukan anggapan-anggapan teori sebagai berikut:
·
Perekonomian sudah ada dalam pengerjaan
tingkat penuh (full employment income)
·
Tidak ada pemerintah dan perdagangan luar
negeri
·
Tidak ada keterlambatan
penyesuaian (lag of adjustment)
·
Hasrat menabung marginal dan hasrat
menabung rata-rata sama.
·
Marginal propensity to save dan Capital
coeffisien adalah tetap.
Dari teori ini dinyatakan bahwa kenaikan investasi
akan menaikkan kapasitas produksi dan pendapatan. Perekonomian kenyataannya
menghadapi masalah yaitu bila investasi hari ini tidak cukup maka akan terjadi
pengangguran. Bila ada investasi hari ini maka besok diperlukan investasi yang
lebih banyak untuk menaikkan permintaan sehingga kapasitas produksi bertambah.
3. Teori Harrod
Harrod menyelediki keadaan perkembangan ekonomi
secara terus-menerus dan cara untuk mencapai perkembangan ekonomi. Ia
menyatakan bahwa tabungan sama dengan investasi (GC=IS) dimana G adalah tingkat
pertumbuhan output atau perbandingan antara naiknya income dan total income
pada waktu tertentu. C adalah tambahan kapital atau perbandingan antara
investasi dan kenaikan pendapatan (I/DY) dan S adalah
tabungan. Investasi dan pendapatan harus tumbuh pada tingkat pertumbuhan yang
mantap untuk mempertahankan pengerjaan penuh dalam jangka panjang.
Kelemahan teori Harrod-Domar adalah teori menggunakan asumsi yang sulit.
Faktor-faktor penting seperti hasrat menabung adan rasio kapital output
dianggap tetap, sedangkan kenyataan pada jangka panjang faktor tersebut
berubah-ubah yang akan mengubah syarat yang dibutuhkan untuk adanya pertumbuhan
ekonomi.
4. Teori Stagnasi Sekular (Secular Stagnation)
Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan
kapitalis yang telah masak dimana tabungan bersih pada tingkat full
employmentcenderung bertambah, sedangkan investasi bersihnya menurun. Ini
menandakan kecenderungan jangka panjang menuju pada pengurangan kegiatan
ekonomi.perumusan sebab-sebab stagnasi sekuler adalah:
· Menitik beratkan pada peranan faktor
faktor eksogen seperti teknologi, perkembangan penduduk, pembukaan dan
perkembangan daerah baru. Menurut A. Hansen, perkembangan penduduk yang cepat,
pembukaan daerah baru dan kemajuan teknologi akan mendorong investasi dan
menaikkan pendapatan. Menurut Keynes, perkembangan penduduk akan mendorong
kenaikan ekonomi, menaikkan daya beli dan dapat memperluas pasar. Tertundanya
perkembangan penduduk menagkibatkan akumulasi kapital relatif lebih banyak dari
pada tenaga kerja.
·
Menitik beratkan pada perubahan-perubahan
dasar di dalam lembaga-lembaga sosial seperti meningkatnya pengawasan
pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan dan poerkembangan organisasi buruh.
· Menitik beratkan pada faktor-faktor
endogen seperti perkembangan persaingan dan konsentrasi-konsentrasi perusahaan
dalam industri.
Perubahan struktural pad faktor-faktor endogen yang
mengembangkan monopoli dan oligopoli. Perkembangan ke bentuk oligopoli dalam
perekonomian yang maju dapat memperbesar laba. Perusahaan oligopoli cenderung
melakukan produksi melebihi kapasitas. Monopoli juga mampu menhambat terjadinya
proses inovasi dengan penghalangan pengetrapan terhadap invensi baru.
G. Teori Perdagangan Dan Pembangunan
Dengan Menggunakan
Argumen-argumen Tradisional
Inti perdagangan neo klasik:
- Perdagangan merupakan faktor penting dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi pada suatu negara.
- Perdagangan meningkatkan pemerataan distribusi
pendapatan dan kesejahteraan domestik dan internasional.
- Perdagangan membantu semua negara menjalankan
usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi dan pengutamaan
sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif.
- Perdagangan bebas sebagai determinan pokok
banyaknya jumlah dagangan yang harus dijual sebuah negara untuk
kesejahteraan nasionalnya.
- Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan.
Dalam model perdagangan neoklasik terdapat enam asumsi yang harus dikritisi
yaitu:
- Faktor produksi pada setiap negara dianggap baku
dan konstan, terdaya gunakan secara penuh, tidak ada mobilitas faktor
produktif antar negara.
Hal ini perelu dikritisi karena dalam kenyataannya
perekonomian dunia ditandai dengan selalu adanya perubahan secara tepat dan
tidak ada sumber daya yang baku baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya.
Faktor-faktor relatif dan biaya komparati tidak bersifat konstan tetapi selau
berubah.
Dalam kenyataan tidak ada negara yang senang mengkhususkan
diri dalam memproduksi komoditas bernilai tambahan rendah yang hanya bertumpu
pada tenaga kerja non trampil. Tidak ada negara yang secara suka rela
membiarkan negara lain menerima imbalan yang lebih banyak melalui pengembangan
sektor-sektor ekonomi yang berlandaskan modal, teknologi dan tenaga kerja yang
lebih tinggi.
Asumsi adanya imobilitas faktor produksi secara
internasional adalah sebuah pemikiran yang tidak masuk akal karena dalam
kenyataanya faktor produksi baik itu modal dan tenaga kerja selau mengalami
mobilitas dari suatu negara ke negara lain.
- Teknologi-teknologi produksi dianggap baku yang
diyakini menguntungkan semua pihak, selera konsumen juga dianggap baku dan
tidak dapat dipengaruhi produsen.
Kritik terhadap asumsi ini adalah perkembangan
teknologi yang pesat mempengaruhi perdagangan internasional. Negara maju akan
semakin unggul dengan sejumlah teknologi dan kecanggihan yang dimiliki
sedangkan negara berkembang hanya tertinggal. Untuk selera konsumen sebenarnya
masih dapat dipengaruhi oleh produsen misalnya saja melalui promosi dan iklan
di media cetak dan media elektronik.
- Dalam lingkup domestik, faktor produksi yang ada
bebas bergerak dari suatu kegiatan produksi ke kegiatan produksi yang
lain.
- Pemerintah tidak campur tangan dalam perdagangan
internasional.
Dalam sebuah lingkungan ada daerah yang secara
ekonomis maju dan ada pula yang tertinggal, ada sektor yang berkembang pesat
dan dan tetap mengalami stagnasi, ada penduduk yang kaya dan mekmur tetapi
banyak juga masyarakat yang miskin sehingga tetap diperlukan intervensi
pemerintah untuk menjaga melebarnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangansosial.
Contoh intervensi pemerintah yang dapat dilakukan adalah Kebijakan tarif. Kebijakan
tarif dibedakan menjadi dua yaitu tariff barrier dan nontariff barrier.
Ketentuan kebijakan tarif barrier di Indonesia dalam bentuk bea masuk sebagai
berikut:
a) Tarif rendah antara 0%-5% yang dikenakan
untuk bahan kebutuhan pokok dan vitalseperti beras, mesin-mesin vital dan
alat-alat militer.
b) Tarif sedang antara 5%-20% yang dikenakan
untuk barang-barang setengah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup
diproduksi di dalam negeri.
H. Teori Pertumbuhan Rostow
Teori yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow ini
didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara
maju terutama di Eropa. Mengamati proses pembangunan di negara-negara Eropa
dari mulai abad pertengahan hingga abad modern, maka Rostow memformulasikan
pola pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Rostow membagi
proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap yaitu :
- Perekonomian
Tradisional
Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung
bersifat subsisten. Dalam perekonomian macam ini sector pertanian memegang
peranan penting. Pemanfaatan teknologi dalam sistem produksi masih sangat
terbatas. Hal ini menyebabkan barang-barang yang diproduksi sebagian besar
adalah komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya. Struktur sosial
kemasyarakatan pada masyarakat tradisional bersifat berjenjang. Kemampuan
penguasaan sumberdaya yang ada masih sangat dipengaruhi oleh hubungan darah dan
keluarga.
- Prakondisi
Tinggal Landas
Merupakan proses transisi dari masyarakat agraris
menuju masyarakat industri. Sektor industri mulai berkembang di samping sektor
pertanian yang masih memegang peranan penting. Tahap ini merupakan tahap yang
menentukan bagi persiapan menuju ke tahap pembangunan selanjutnya, yaitu tahap
tinggal landas. Pada tahap ini, perekonomian mulai bergerak dinamis,
industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi pesat, dan lembaga
keuangan resmi sebagai penggerak dana masyarakat mulai bermunculan, serta
terjadi investasi besar-besaran terutama pada industry manufaktur.
- Tinggal
Landas
Merupakan tahap yang menetukan dalam keseluruhan
proses pembangunan bagi kehidupan masyarakat. Pengalaman negara-negara Eropa
menunjukkan bahwa tahap ini berlaku dalam waktu yang relative pendek yaitu
kira-kira dua dasawarsa. Dalam tahap ini akan terjadi Revolusi industri yang
berhubungan erat dengan revolusi metode produksi. Tinggal landas didefinisikan
sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan sebagai berikut :
a)
Kenaikan laju investasi produktif antara
5-10% dari pendapatan nasional
b) Perkembangan salah satu atau beberapa
sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggi
c) Hadirnya secara cepat kerangka politik,
social, dan institusional yang menimbulkan hasrat ekspansi di sector modern,
dan dampak eksternalnya akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi
Prasyarat pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu
sama lain. Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10% dari GNP pada
akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor dalam
perekonomian, khususnya sektor manufaktur. Sektor manufaktur diharapkan
memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi karena sektor tersebut merupakan
indicator dalam perkembangan industrialisasi yang dilakukan. Di samping itu
sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki keterkaitan besar dengan
sektor-sektor lainnya. Jika sektor manufaktur berkembang pesat, maka
sektor-sektor lain pun akan terpengaruh untuk berkembang pesat pula. Pada
akhirnya pertumbuhan sektor ini akan berakibat pada perkembangan GNP yang lebih
tinggi dari kondisi semula.
Prasyarat ketiga ini menunjukkan kesadaran Rostow
bahwa perubahan perekonomian pada dasarnya merupakan konsekuensi dari perubahan
motif dan inspirasi nonekonomi dari seluruh lapisan masyarakat. Artinya
perubahan ekonomi dalam skala besar tidak akan terjadi selama tidak ada iklim
kondusif yang memungkinkan perubahan tersebut. Iklim kondusif tersebut adalah
perubahan faktor-faktor nonekonomi dari masyarakat yang sejalan dengan proses
pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
- Menuju
Kedewasaan
Ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi
modern terhadap sumberdaya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka
panjang di mana produksi dilakukan secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai
dengan munculnya beberapa sektor penting yang baru. Pada saat suatu negara
berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang
terjadi, yaitu :
a.
Tenaga kerja berubah dari tidak terdidik
menjadi terdidik
b.
Perubahan watak pengusaha dari pekerja
keras dan kasar berubah menjadi menajer yang halus dan sopan
c.
Masyarakat jenuh terhadap industrialisasi
dan menginginkan perubahan lebih jauh
- Konsumsi
Massa Tinggi
Merupakan tahap akhir dari tahapan pembangunan yang
dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan terjadinya migrasi
besar-besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat
pembangunan kota sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat
transportasi pribadi maupun umum merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan.
Pada fase ini terjadi perubahan orientasi dari pendekatan penawaran (supply
side) menuju ke pendekatan permintaan (demand side) dalam sistem
produksi yang dianut. Sementara itu terjadi pergeseran perilaku ekonomi yang
semula lebih banyak menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi
konsumsi. Berikut ini terdapat tiga kekuatan utama yang cenderung meningkatkan
kesejahteraan dalam tahap konsumsi besar-besaran:
1. Penerapan kebijakan nasional guna
meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas nasional
2. Ingin memiliki satu negara kesejahteraan (welfare
state) dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak
progresif, peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas hiburan bagi pekerja
3.
Keputusan untuk membangun pusat
perdagangan dan sektor penting seperti mobil, jaringan rel kereta api, rumah
murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik dan
sebagainya.
Kritikan terhadap Teori Rostow
Teori pertumbuhan ekonomi Rostow merupakan pola
penggambaran sejarah pembangunan yang dilakukan negara-negara di Eropa yang
memiliki sruktur sosial dan budaya yang mapan. Tetapi kondisi tersebut tidak
terjadi pada negara-negara di Asia dan Afrika yang belum memiliki sistem sosial
yang teratur.
I. Teori Perubahan
Struktural
Teori perubahan struktural menitikberatkan pembahasan
pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang,
yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, dan sangat didominasi oleh
sektor industri dan jasa. Dua teori yang menggunakan pendekatan perubahan
struktural adalah teori pembangunan yang dikemukakan oleh Arthur Lewis dengan teori
migrasinya dan Hollis Chenery dengan teori transformasi struktural.
- Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori pembangunan Arthur Lewis pada dasarnya membahas
proses pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan desa, yang
mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi di antara kedua tempat
tersebut. Teori ini juga membahas pola investasi yang terjadi di sektor modern
dan juga sistem penetapan upah yang berlaku di sektor modern, yang pada
akhirnya akan berpengaruh besar terhadap arus urbanisasi yang ada. Lewis
mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya akan terbagi
menjadi dua yaitu :
a.
Perekonomian Tradisional
Teori Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan dengan perekonomian
tradisionalnya mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya
dengan basis utama perekonomian yang diasumsikan berada di perekonomian
tradisional adalah bahwa tingkat hidup masyarakat berada pada kondisi subsisten
akibat perekonomian yang bersifat subsisten pula. Hal ini ditandai dengan nilai
produk marginal (marginal product) dari tenaga kerja yang bernilai nol.
Artinya fungsi produksi pada sektor pertanian telah sampai pada tingkat
berlakunya hukum law of diminishing return. Kondisi ini menunjukkan
bahwa penambahan input variabel tenaga kerja yang terlalu besar. Dalam
perekonomian semacam ini, pangsa semua pekerjaan terhadap output yang
dihasilkan adalah sama. Dengan demikian, nilai upah riil ditentukan oleh nilai
rata-rata produk marginal dan bukan oleh produk marginal dari tenaga kerja itu
sendiri.
b.
Perekonomian Industri
Perekonomian ini terletak di perkotaan, di mana sektor yang berperan
penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah tingkat
produktifitas yang tinggi dari input yang digunakan, termasuk tenaga kerja. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai produk marginal terutama tenaga kerja bernilai
posif. Dengan demikian, perekonomian di perkotaan akan merupakan daerah tujuan
bagi para pekerja yang berasal dari pedesaan, karena nilai produk marginal dari
tenaga kerja yang positif menunjukkan bahwa fungsi produksi belum berada pada
tingkat optimal yang mungkin dicapai. Jika ini terjadi, berarti penambahan
tenaga kerja pada sistem produksi yang ada akan meningkatkan output yang
diproduksi. Maka industri di perkotaan masih menyediakan lapangan pekerjaan,
dan ini akan dipenuhi oleh masyarakat pedesaan dengan jalan berurbanisasi.
Lewis mengasumsikan pula bahwa tingkat upah di kota 30% lebih tinggi daripada
tingkat upah di pedesaan yang relatif bersifat subsisten dan tingkat upah
cenderung tetap, sehingga kurva penawaran tenaga kerja akan berbentuk
horizontal. Perbedaan upah tersebut jelas akan menambah daya tarik untuk
melakukan urbanisasi.
Perbedaan tenaga kerja dari desa ke kota dan
pertumbuhan pekerja di sektor modern akan mampu meningkatkan ekspansi output
yang dihasilkan di sektor modern tersebut. Percepatan ekspansi output sangat
ditentukan oleh ekspansi di sektor industri dan akumulasi modal di sektor
modern. Akumulasi modal yang nantinya digunakan untuk investasi hanya akan
terjadi jika terdapat akses keuntungan pada sektor modern, dengan asumsi bahwa
pemilik modal akan menginvestasikan kembali modal yang ada ke industri
tersebut.
- Teori Pola Pembangunan Chenery
Analisis teori Pattern of Development memfokuskan
terhadap perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri
dan struktur institusi dari perekonomian negara sedang berkembang, yang
menagalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonominya. Penelitian yang dilakukan Hollis
Chenery tentang transformasi struktur produksi menunjukkan bahwa sejalan dengan
peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari
yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri.
Peningkatan peran sektor industri dalam perekonomian sejalan dengan peningkatan
pendapatan per kapita yang terjadi di suatu negara, berhubungan erat dengan
akumulasi capital dan peningkatan sumberdaya manusia (human capital).
Dari sisi tenaga kerja, akan terjadi perpindahan
tenaga kerja dari sector pertanian menuju sector industry, meski pergeseran ini
masih tertinggal (lag) dibandingkan proses perubahan structural itu
sendiri. Dengan keberadaan lag inilah maka sektor pertanian
akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik pada awal
hingga akhir dari proses transformasi struktural tersebut. Produktifitas di
sektor pertanian yang rendah lambat laun akan mulai meningkat, dan memiliki
produktifitas yang sama dengan pekerja di sektor industri pada masa tansisi.
Dengan demikian, produktifitas tenaga kerja dalam perekonomian secara
menyeluruh akan mengalami peningkatan.
Salah satu dampak negatif dari perubahan struktural
tersebut adalah meningkatnya arus urbanisasi yang akan menghambat proses
pemerataan hasil pembangunan, di mana peningkatan pendapatan hanya akan terjadi
di perkotaan. Sementara itu di sektor pedesaan yang ditinggalkan para pekerja
akan mengalami pertumbuhan yang lambat, sehingga akan semakin memperlebar
jurang pemisah antara desa dan kota. Transformasi struktural hanya akan
berjalan dengan baik jika diikuti dengan pemerataan kesempatan belajar,
penurunan laju pertumbuhan penduduk, dan penurunan derajat dualism ekonomi
antara desa dan kota. Jika hal itu dipenuhi maka proses transformasi struktural
akan diikuti oleh peningkatan pendapatan dan pemerataan pendapatan yang terjadi
secara simultan.
J. Teori-teori Baru
Dalam perkembangan literatur terakhir, muncul tiga
teori baru, yaitu : teori pertumbuhan baru (New Growth Theory, NGT),
teori geografi ekonomi baru (New Economic Geography, NEG), dan teori
perdagangan baru (New Trade Theory, NTT).
- Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori pertumbuhan baru pada dasarnya merupakan teori
pertumbuhan endogen. Teori ini memberikan kerangka teoritisuntuk menganalisis
pertumbuhan endogen karena menganggap pertumbuhan GNP lebih ditentukan oleh
sistem proses produksi dan bukan berasal dari luar sistem. Motivasi dasar dari
teori NGT adalah menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan negara dari proporsi
yang lebih besar dari pertumbuhan yang diamati.
Persamaan teori endogen dapat dituliskan dengan Y=AK.
Dalam formulasi ini, A adalah faktor yang mempengaruhi teknologi, K adalah
modal fisik dan modal manusia. Perlu diperhatikan bahwa tidak ada hasil yang
menurun (diminishing returns) atas capital dalam formula tersebut.
Akibatnya kemungkinan yang bisa terjadi adalah investasi dalam modal modal
fisik dan manusia dapat menghasilkan penghematan eksternal dan peningkatan
produktifitas yang melebihi penghasilan yang cukup untuk menutup diminishing
returns.
Implikasi dari penekanan terhadap pentingnya tabungan
dan investasi pada modal oleh teori NGT adalah tidak ada kekuatan yang
menyamakan tingkat pertumbuhan antarnegara, serta tingkat pertumbuhan nasional
yang konstan dan tingkat teknologi. Konsekuensinya, bagi negara yang miskin
modal manusia dan fisik sulit untuk menyamai tingkat pendapatan per kapita
negara yang kaya capital, walaupun memiliki tingkat tabungan nasional yang sama
besar.
- Teori Geografi Ekonomi Baru (NEG)
Teori geografi ekonomi baru ini menekankan pada
pentingnya hasil yang meningkat (increasing returns), skala ekonomis,
dan persaingan yang tidak sempurna. Ada tiga alasan mengapa para pakar ekonomi
mulai menaruh perhatian pada geografi ekonomi dan memasukkan dimensi ruang,
yaitu :
a.
Lokasi kegiatan ekonomi suatu negara
merupakan topik yang penting
b. Garis antara ilmu ekonomi internasional
dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin kabur
c. Alasan yang paling penting untuk melihat
kembali geografi ekonomi adalah laboratorium intelektual dan empiris yang
disediakan
Walupun NEG menawarkan wawasan yang menarik mengenai
kesenjangan geografis distribusi kegiatan ekonomi, pendekatan ini memiliki
beberapa kelemahan yang berarti. Suatu kajian kritis atas munculnya kembali
dimensi geografi dalam ilmu ekonomi menyimpulkan bahwa NEG bukanlah pendekatan
yang baru dalam ilmu ekonomi dan geografi, melainkan merupakan penemuan kembali
teori lokasi tradisional dan ilmu regional.
- Teori Perdagangan Baru (NTT)
NTT menyatakan bahwa sifat dasar dan karakter
transaksi internasional telah sangat berubah dewasa ini di mana aliran barang,
jasa, dan asset yang menembus batas wilayah antarnegara tidak begitu dipahami
oleh teori-teori perdagangan tradisional. Kritik utama NTT terhadap teori
perdagangan yang lama terfokus pada asumsi persaingan sempurna dan pendapatan
konstan, menghabiskan waktu terlalu banyak data dan teori daripada berbagai isu
yang mempengaruhi ilmu ekonomi dan gagal dalam menelusuri sebab-sebab
proteksionis.
Para pendukung NTT berpendapat bahwa ukuran pasar
ditentukan secara fundamental oleh besar kecilnya angkatan kerja pada suatu
negara dan tenaga kerja pada dasarnya tidak mudah pindah lintas negara. Mereka
percaya bahwa penentu utama lokasi adalah derajat tingkat pendapatan yang
meningkat dari suatu pabrik, suatu substitusi antarproduk yang berbeda, dan
ukuran pasar domestik. Dengan berkurangnya hambatan-hambatan secara
substansial, diperkirakan bahwa hasil industri yang meningkat akan
terkonsentrasi pada pasar besar.
Meskipun memiliki daya tarik, NTT juga memiliki
beberapa kelemahan. Ada tiga kelemahan utama NTT :
a) NTT menjelaskan perbedaan strukutr
produksi melalui perbedaan karakteristik yang mendasari
b) Teori ini tidak menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan dalam sector tertentu cenderung untuk berlokasi saling
berdekatan, yang mendorong adanya spesialisasi regional
c)
Teori ini menunjukkan perkembangan
industry secara bertahap dan bersama-sama di semua negara berkembang. Padahal
dalam kenyataannya, industrialisasi sering kali berupa gelombang
industrialisasi yang sangat cepat, di mana industry menyebar secara berurutan
dari negara satu ke negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
M.B.A, Drs. Irawan, Drs. M. Suparmoko, M.A.Ph.D.
2008. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:BPFE.
Todaro, Michel P. 2004. Ekonomi Pembangunan di
Dunia ketiga. Jakarta: Erlangga.
Lincholn, Arsyad. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:
STIE YKPN.
M. Meirer, Gerald, Robert E Baldwin. 1957. Pembangunan
Ekonomi. Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
thank's infonya!
ReplyDelete