Friday, June 19, 2020

BAHAN AJAR: INVESTASI

BAHAN AJAR

Standar Kompetensi :

Memahami Konsumsi dan Investasi 

Kompetensi Dasar:

Memahami Kurva permintaan investasi

 

Indikator:

1.    Mendeskripsikan pengertian investasi

2.    Mengidentifikasi Tingkat Keuntungan yang Diramalakan / Expected Rate of Return (r)

3.    Mengindentifikasi Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate (i)

4.    Mengidentifikasi kurva permintaan investasi 

             I.      Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran siswa mampu:

1.      Mengkaji referensi tentang pengertian investasi

2.      Mendeskripsikan pengertian investasi

3.      Mengkaji referensi tentang Tingkat Keuntungan yang Diramalakan / Expected Rate of Return (r)

4.      Mengidentifikasi Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate (i)

5.      Mengkaji referensi tentang Kurva permintaan investasi

6.      Mengindentifikasi kurva permintaan investasi

7.      Mendeskripsikan Kurva permintaan investasi

 

Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP di Indonesia, bagian dari investasi dalam produk domestic bruto selam tahun 1980-1985 sebesar 23%. Teori tentang investasi pada umumnya hendak menjelaskan factor-faktor (varibel) yang mempengaruhi investasi.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sesorang dalam melakukan investasi dapat dalam berbagai bentuk, yaitu baik dalam bentuk uang, emas, pendidikan, pendirian pabrik baru, dan masih banyak lagi bidang investasi yang dapat dijadikan jamainan dimasa yang akan datang. 

A.   PENGERTIAN INVESTASI

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada asset-aset finansial (financial assets)  dan investasi pada asset-aset riil (real assets).

Dalam bahasa ekonomi pengeluaran masyarakat produsen sering disebut dengan istilah investasi. Pengeluaran investasi antara lain diwujudkan dalam bentuk pendirian pabrik baru, pembelian peralatan, mesin, persediaan, dan lain sebagainnya. Keputusan mengenai apakah masyarakat produsen akan melakukan investasi atau tidak pada dasarnya dilakukan dengan cara membandingkan antara marginal benefit (MB) dan marginal cost (MC) dari proyek investasi tersebbut. Marginal benefit sebuah proyek investasi berupa keuntungan yang diramalakan akan diperoleh dari proyek tersebut (expected rate of return (r)), sedangkan marginal cost proyek yang sama merupakan tingkat bunga (interest rate (i)) yang harus dibayar atas dana pinjaman yang diperoleh produsen dari pihak lain. Produsen akan bersedia melakukan investasi apabila nilai keuntungan yang diramalkan lebih besar disbanding tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar.


 

B.  Tingkat Keuntungan yang Diramalakan / Expected Rate of Return (r)

Pengeluaran investasi didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan. Perusahaan/produsen akan membeli barang modal hanya apabila merka yakin pembelian tersebut menguntungkan. Sebagi contoh seorang pemilik perusahaan mebel mempertimbangkan untuk membeli seperangkat mesin pengasah/penghalus kayu dari listri sehara Rp 5 Juta. Ia memperkirakan mesi bau ini akan meyebakan output yang diproduksi dan hasil penjualan meningkat. Misalnya produsen meramalkan pendaptan besih dari penggunaan mesin baru ini (setelah dikurangi biaya operasonal yang lain speerti listrik, tenga kerja dan sebagainnya) sebesar Rp 5,5 Juta.

Dengan demikian pendapatan bersih sebesar ini mampu menutup biaya pembelian mesin baru seharga Rp 5 Juta dan masih menysakan keuntungan sebesr Rp 500 ribu. Dengan membandingkan keuntungan yang diramalakan, akan diperoleh biaya pembelian mesin. Dengan demikian, kita temukan bahwa nilai ecpected rae of return (r) atas pembelian miss tersebut sebesar 10 %, dimana 10 % diperoleh dari Rp 500 ribu dibagai Rp 5 Juta dikali dengan 100%.



C.  Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate (i)

 Sampai pada pembicaraan ini kita melupakan satu hal penting yang terkait dengan dana yang digunakan untuk membeli mesin baru segarga Rp 5 Juta tersebut. Andaikan dana tersebut diperoleh produsen dengan meminjam pad abank, maka pembahasan engenai biaya Bunga menajdi hal yang tidak terhidarkan. Apabila kita ambil contoh tingkat bunga pinjaman bank sebesra 7%, maka biaya bunga yang harus dibayar produsen menjadi 7% x Rp 5 Juta = Rp 350 ribu. Sekarang mari kita bandingkan biaya bunga ini dengan keuntungan yang diramalkan produsen.

 Kita tahu bahwa pembelian mesin baru menghasilkan perkiraan keuntungan sebsar Rp 500ribu, sedangkan biaya bunga yang dibayar produsen sebesar Rp 350ribu. Manakah yang lebih besar? Betul, keuntungan yang diramalkan produsen lebih besar dibandingkan biaya bunga yang harus dibayar produsen. Oleh karena itu, bisa dikatakan proyek investasi pembelian mesin baru ini dapat dilakukan karena akan menghasilakan keuntngan bagi produsen. 

D.  Kurva Pemintaan Investasi

 Untuk membahas kurva permintaan investasi, mari kita sekarang bergerak dari pembicaraan mengenai keputusan investasi seorang produsen individual menuju ke permintaan investasi total yang dilakukan oleh seluruh masyarakat produsen. Dalam menganalisa penentu investasi, kita memusatkan pembahasan pada hubungan antara suku bunga dan investasi. Kita beranggapan berinvestasi pada sector mebel, dimana semua produsen (perusahaan) memiliki data mengenai tingkat keuntungan yang mereka ramalkan (r) masing-masing.

 Data-data tersebut selanjutnya dapat kita klasifikasikan dengan menjawab pertanyaan mengenai berapa rupiah dana yang akan diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut bila nilai r yang akan diperoleh sebesar 16% atau lebih, berepa rupiah dana yang akan diinvestasikan bila r yang akan diperoleh sebesra 14% atau lebih, atu bila r yang diberoleh sebesar 12% atau lebih dan sebagainya. Dapat dilihat dalam tabel berikut:

Akumulasi Pengeluaran Investasi

Pada Berbagai Tingkat Keuntungan yang Diramalkan (r)

Expected Rate of Return (r)(%)

Akumulasi Pengeluaran Investasi

(Juta Rupiah)

16

14

12

10

8

6

4

3

0

0

50

100

150

200

250

300

350

400

 Dari tabel diatas dapat dilihat, tidak ada stu orang produsenpun yang berpikir bahwa proyek investasi dalam bidang mebel tersebut akan menghasilkan r sebesar 16% atau lebih. Menurut mereka r sebesar 16% terlalu tinggi dan tidak mungkin dicapi sehingga pada tingkat r setinggi ini tidak 1 rupiah pun akan diinvestasikan prosdusen. Namun, bila r sedikit lebih rendah yaitu sebesra 14% sampai mendekati 16%, ada 10 orang produsen yang merasa memiliki kesempatan untuk mendapatkannya sehingga dana yang merke investasikan mejadi sebesra 10 x Rp 5 juta = Rp 50 juta. Selanjutnya pada nilai r lebih rendah lagi yaitu di antara 12-14% ada tambahan produsen sebayak 10 orang yang optimis bisa mendapatkannya dan besedia menginvestasikan sebesar 10 x Rp 5 Juta = Rp 50 Juta. Dengan demikian, jumlah total (akumulasi) dana yang diinvestasikan pada nilai r sebesar 12% atau lebih sebanyak Rp 50 Juta + Rp 50 Juta = Rp 100 Juta. Bagaimana dengan nilai r antara 10-12%? Ternyata pada tingkat r setinggi ini ada tambahan 10 orang produsen lagi yang bersediaberinvestasi dengan nilai investasi 10 x Rp 5 Juta = Rp 50 Juta, sehingga jumlah total (akumulasi) dana yang diinvestasikan pada nilai r sebesar 10% atau lebih sebanyak Rp 50 Juta + Rp 50 Juta + Rp 50 Juta = Rp 150 Juta. Demikian seterusnya cara membaca tabel tersebut, sehingga pada akhirnya bila tingkat keuntungan yang diramalakan cukup rendah yaitu sdikit di atas 0% atau lebih aka nada produsen-produsen yang bersedian berinvestai sebesar total Rp 400 Juta.

Tabel diatas dapat digambarkan dalam analisis silang sumbu, dimana sumbu vertical digunakan untuk menyatakan nilai r sedangkan sumbu horizontal untuk mehyatakan pengeluaran investasi (I) sebagai berikut:




No comments:

Post a Comment

Top Post

PROPOSAL USAHA

A.     PROPOSAL USAHA Proposal usaha merupakan media untuk menjelaskan profil usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha. Propos...

Sering Dicari