Sunday, June 7, 2020

TEORI MONETER KEYNES ORTODOKS

Karya besar Keynes sesungguhnya ada dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest, and Money” yang ia tulis pada tahun 1936. Isi dari buku ini merupakan semacam tantangan terharap teori- teori yang ada sebelumnya. Teori Keynes dalam bukunya tersebut menitikberatkan usaha-usaha menanggulangi situasi ekonomi depresi ketika tingkat pengangguran tinggi merupakan masalah utama. Oleh karenanya, Keynes mengupayakan suatu alternatif teori untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak terpecahkan oleh teori klasik.

Teori Keynes ortodoks membahas hubungan antara sektor riil dengan sektor moneter yang ditunjukkan melalui hubungan-hubungan berikut:

a. Jumlah penawaran (uang beredar) dan jumlah permintaan uang dalam masyarakat menentukan tingkat bunga yang berlaku.

b. Tingkat bunga yang berlaku menentukan tingkat investasi masyarakat.

c. Tingkat investasi bersama-sama faktor penentu income lainnya, akan menentukan tingkat pendapatan.

A.    Sifat Umum Teori Keynes

Keynes menekankan bahwa teorinya bersifat umum (general) dalam arti teori Keynes ditujukan untuk semua tingkat employment (kesempatan kerja), sedangkan teori klasik (tradisional) hanya berlaku dalam satu tingkat (macam) employment yaitu full employment. Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa sistem perekonomian yang didasarkan pada kebebasan individu (laizez faire) senantiasa ada tendensi ke arah full employment = normal menurut klasik, sedangkan kurang dari full employment adalah normal menurut Keynes. Teori klasik bersifat khusus dan keseimbangannya bersifat statis. Sebaliknya teori Keynes keseimbangannya bersifat berubah-ubah (shifting equilibrium). Jadi dasar dari teori klasik adalah full employment sedangkan teori Keynes under employment.

Keynes membantah pendapat dari kaum klasik yang menganggap bahwa pendapatan nasional akan selalu dalam keadaan full employment di mana keinginan masyarakat untuk menabung sama dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi (dalam arti ex ante), dalam kenyataannya (ex post) tabungan selalu sama dengan investasi. Namun ex post tabungan sama dengan investasi bukanlah merupakan syarat adanya keseimbangan dalam pendapatan nasional yang selalu dalam keadaan full employment. Keynes membantah keadaan ini dan menyatakan bahwa pendapatan nasional yang seimbang dapat terjadi pada keadaan kurang dari full employment.

Dari segi lain teori Keynes tidak mempersoalkan sebuah perusahaan individual (representative firm) tetapi pendapatan total suatu perekonomian keseluruhan (totaliteit). Menurut Keynes inflasi dan pengangguran itu sebenarnya adalah masalah permintaan efektif. Kurangnya permintaan efektif akan menimbulkan pengangguran, dan sebaliknya kelebihan permintaan efektif akan menimbulkan gejala inflasi. Tujuan teori Keynes yaitu untuk menjelaskan perubahan-perubahan employment dan output dalam suatu perekonomian sebagai suatu keseluruhan. Dasar konsepsi keseluruhan dari teori Keynes adalah jumlah employment, pendapatan, serta produksi nasional, konsumsi, tabungan, dan investasi nasional.

B.     Proses Munculnya Teori Keynes Ortodoks

JM. Keynes dalam bukunya “The General Teory of Employment Interest and Money” membicarakan teori umum tentang bunga dan uang. JM. Keynes menentang ajaran klasik terutama ajaran JB. Say. Keynes mulai menyerang Hukum Say, yaitu pandangan bahwa “penawaran menciptakan permintaannya sendiri.” Menurut Say, pengangguran adalah hal yang tidak mungkin karena setiap ada penawaran tenaga kerja (atau setiap ada penawaran barang dalam ekonomi) maka akan ada permintaan untuk tenaga kerja tersebut (atau permintaan untuk barang tersebut). Kemudian Keynes berpendapat bahwa permintaan agregat atau permintaan total menentukan penawaran dari output dan tingkat tenaga kerja. Ketika permintaan tinggi ekonomi akan makmur, perusahaan akan berkembang dan memperkerjakan lebih banyak lagi tenaga kerja dan masalah pengangguran akan terpecahkan. Tetapi ketika permintaan rendah perusahaan tidak akan mampu menjual barang mereka sehingga terpaksa mengurangi produksi dan tenaga kerja.

C.    Pembentukan Tingkat Bunga

Menurut kaum klasik tingkat bunga itu merupakan hasil interaksi antara tabungan (S) dan investasi (I). Sedangkan menurut Keynes tingkat bunga merupakan fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP. Sedang menurut kaum klasik uang hanyalah mempengaruhi harga barang (teori kuantitas uang)

Fungsi uang yaitu sebagai alat penukar umum, satuan hitung, alat untuk menghimpun kekayaan (store of value). Fungsi penghimpun kekayaan inilah yang merupakan fungsi terpenting dalam analisa Keynes. Uang, menurut Keynes merupakan salah satu bentuk kekayaan yang dipunyai seseorang (portfolio) seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan di bank, saham atau surat berharga lainnya. Keputusan masyarakat mengenai bentuk susunan atau komponen daripada kekayaan mereka, berapa besar dari kekayaan mereka akan diwujudkan  dalam bentuk uang kas, tabungan atau surat berharga akan menentukan tingginya tingkat bunga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang:

1.      Permintaan uang:

Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu:

a)  Motif transaksi

Salah satu motif masyarakat untuk memegang uang adalah agar dapat melakuakan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut berlangsug terus menerus, sedangkan penerimaan pendapatan terjadi secara berkala, misalnya setiap minggu atau bulan sekali. Adanya perbedaan waktu antara peneriamaan dan pengeluaran merupakan dasar pertimbangan masyarakat untuk meminta/memegang uang setiap saat.

Besarnya permintaan uang untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini, menurut Keynes, sangat bergantung pada tingkat pendekatan seseorang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebutuhan uang untuk transaksi merupakan suatu proporsi konstan dari tingkat pendapatan. Dalam rumusan dapat dinyatakan sebagai berikut:

M T = k .Y                                          

Dimana:

M T : Kebutuhan uang untuk transaksi

K : Suatu proporsi konstan, 0 < k<1

Y : Tingkat pendapatan nominal

Prinsip dasar teori Keynes adalah bahwa setiap manusia secara wajar (alami) akan mengkonsumsi lebih besar bila tingkat pendapatannya meningkat, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidak akan sebesar peningkatan pendapatanya. Hal ini merupakan alasan dasar mengapa variable k pada persamaan 4.1 lebih besar dari nol dan selalu lebih kecil dari satu.

b)  Motif berjaga-jaga

Motif ini muncul karena terdapat ketidak pastian masadepan. Ketidakpastian tersebut dapat diartikan sebagai keadaan darurat atau munculnya kesempatan-kesempatan bagus yang tidak terduga. Seseorang merasa perlu memegang sejumlah uang dalam menghadapi ketidakpastian itu.

Kebutuhan uang utuk berjaga-jaga ini cenderung meningkat dengan meningkatnya pendapatan. Dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, seseorang akan menghadapi kemingkinan timbulnya kesempatan-kesempatan bagus yang lebih besar, tetapi dengan resiko yang lebih besar pula. Oleh karenanya bagi orang-orang yang berpendapatan tinggi, kebutuhan memegang uang utuk memenuhi motif berjaga-jaga juga lebih besar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik motif transaksi maupun berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

M1 = MT + MP = f (Y)                                    

Dimana :

M1          : Permintaan uang yang dilandasi motif transaksi dan berjaga-  jaga.

MP       : Permintaan uang yang dilandasi motif berjaga-jaga.

MT       : Permintaan uang yang dilandasi motif transaksi.

c)  Motif Spekulasi.

Dalam teori Keynes uang dianggap sebagai salah satu alternative  bentuk asset alternatif bentuk asset disamping bentuk asset-aset lainnya. Tetapi Keynes membatasi hanya pada dua bentuk asset likuid saja, yakni uang yang tidak menanggung resiko dan tidak menghasilkan bunga. Asumsi dari sifat obligasi ini adalah :

- Obligasi tidak mengenal batas waktu (tanpa jatah waktu) atau disebut juga sebagai consolbond.

- Obligasi tidak memiliki resiko default (gagal ditagih).

Dengan asumsi tersebut, resiko obligasi hanya berasal dari perubahan nilai kapitalnya yang disebabkan oleh adanyan perubahan tingkat bunga (harganya). Keputusan untuk menjual atau membeli obligasi sangat ditentukan oleh perubahan tingkat harga obligasi yang diharapkan terjadi.

2. Penawaran uang

      Jumlah uang beredar menurut Keynes di tentukan oleh vaartiabel yang terdapat di luar sistem.  Variabel penawaran uang disebut juga variabel eksogen. Pada setiap saat terdapat sejumlah uang beredar di masyarakat yang tertentu jumlahnya (M). hal ini di gambarkan sebagai garis vertikal dengan sumbu vertikalnya tingkat bunga dan sumbu horisontalnya jumlah uang beredar (M).

      Tingkat bunga yang berlaku di pasar diperoleh pada perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran uang, yang berarti terdapat keseimbangan antara jumlah uang yang diminta dengan yang di tawarkan. 

D.  Pembentukan investasi

Keputusan untuk melakukan investasi didasarkan kepada pertimbangan jumlah keuntungan yang diharapkan akan di peroleh dari kegiatan investasi tersebut. Investasi di sini diartikan sebagai penambahan fasilitas produksi maupun stock modal dalam selang waktu tertentu (tahunan).

Motif untuk memperoleh keuntungan dalam melakukan investasi secara tidak langsung juga harus mempertimbangkan biaya investasinya. Biaya investasi yang di tekankan oleh Keynes terutama adalah biaya dalam bentuk tingkat bunga. Semakin rendah biaya tingkat bunga semakin banyak orang yang berani melakukan investasi. Sebaliknya, semakin tinggi biaya bunga semakin sedikit orang yang berani melakukan investasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara tingkat bunga yang berlaku dengan jumlah investasi terdapat hubungan negatif.

E. Hubungan Antara Uang, Investasi, dan Tingkat Pendapatan

Teori keuangan Keynes menerangkan faktor-faktor yang menentukan suku bunga dan bagaimana suku bunga mempengaruhi kegiatan ekonomi Negara. Menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Apabila permintaan uang tidak berubah, pertambahan penawaran uang akan menurunkan suku bunga. Apabila pengurangan suku bunga berlaku, investasi akan meningkat dan selanjutnya akan menambah pengeluaran agregat. Kenaikan pengeluaran agregat akan menaikkan kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Teori Keynes tidak menerangkan bagaimana pertambahan penawaran uang akan mempengaruhi harga-harga.

Kekuatan permintaan dan penawaran uang yang terdapat di pasar uang akan terbentuk tingkat bunga tertentu. Tingkat bunga yang berlaku di pasar bersama-sama dengan Marginal Efficiency of Investment akan menentukan tingkat investasi yang terjadi. Tingkat investasi bersam-sama faktor penentu income lainnya yaitu konsumsi (C), dan faktor luar negeri (X - M) akan menentukan tingkat pendapatan nasional.

SIMPULAN

Pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap sektor riil berjalan tidak langsung, yaitu melalui mekanisme perubahan tingkat bunga dan perubahan investasi lebih dahulu. Hal ini berbeda dengan aliran klasik (kuantitas) yang menyatakan perubahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi secara langsung permintaan total dan juga tingkat harga. Berbeda dengan kaum klasik yang berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai equilibrium full employment, Keynes menyatakan bahwa equilibrium yang tercapai tidak selalu dalam kondisi full employment. Hal ini berarti perlu adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian agar kondisi full employment dapat tercapai.

 

Sumber:

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo   Persada.

Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter 1. Yogyakarta: BPFE.

Indrawati, Sri Mulyani. Teori Moneter. Jakarta: UI

 Sihono, Teguh. 2008. Diktat Perkembangan Pemikiran Ekonomi

No comments:

Post a Comment

Top Post

PROPOSAL USAHA

A.     PROPOSAL USAHA Proposal usaha merupakan media untuk menjelaskan profil usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausaha. Propos...

Sering Dicari