Sejak masa pencerahan dan meledaknya revolusi
industri di Inggris pada abad ke 18, peradaban manusia memasuki babak baru,
yaitu masa optimisme akan kemajuan umat manusia berdasarkan
keberhasilan teknologi industri. Diakui atau tidak, bahwa industrialisasi
telah memberikan sejumlah kemudahan pada manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, bahkan bisa dikatakan bahwa industrialisasi merupakan sebuah
kebutuhan manusia modern, karena berbagai sektor kehidupan manusia modern
sangat tergantung pada industri. Sektor yang dimaksud seperti pertaniaan,
peternakan, rumah tangga, perkantoran dan lain-lain.
Di bidang pertanian, para petani membutuhkan
alat-alat pertanian yang bisa menunjang efektivitas kerja, mereka tidak lagi perlu
berlama-lama membajak sawah menggunakan kerbau atau sejenisnya, tetapi cukup
dengan mesin, maka mereka akan dengan mudah menggarap sawah dalam waktu yang
cukup singkat. Mereka juga membutuhkan pada industrialisasi guna memenuhi
berbagai macam pupuk untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam tempo yang
relatif singkat sehingga akan menambah penghasilannya.
Pentingnya industrialisasi sebagai
tahapan untuk mempercepat perkembangan ekonomi dengan mudah dapat dipahami.
Namun, untuk mengembangkannya memerlukan persyaratan yang cukup berat,
setidaknya sama dengan usaha mempercepat perkembangan ekonomi pada umumnya.
Negara-negara berusaha mengembangkan
industri yang dapat menghasilkan dalam waktu relatif pendek serta dapat
menghemat devisa. Karena itu, pilihannya kerap kali jatuh pada usaha lebih
dahulu mengembangkan industri subtitusi impor. Namun biasanya, akan terbentur
bila suatu ketika pasaran dalam negeri sudah jenuh atau bila harus
memasarkannya keluar negeri. Hal ini dirasakan oleh hampir semua negara berkembang.
A. Pengertian
Industri
Industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian,
industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil
secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan
barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri
itu disebut dengan perindustrian.
Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju
tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda.
Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu
berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi
yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi,
maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
B. Pengertian
Industrialisasi
Industrialisasi
merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap penting untuk
dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi merupakan
proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau agraris
ke struktur ekonomi industri (Dochak Latief:161: 2002).
Ada
tiga konsep tentang pemikiran Industrialisasai di Indonesia:
1) Industrialisasi
yang mendasarkan pada keunggulan komparatif, maksudnya ialah industri yang
secara relatif paling menguntungkan/dapat memperoleh keuntungan maksimal atau
kerugian minimal. Konsep ini mendasarkan diri pada teori perdagangan
internasional.
2) Industrialisasi
yang didasarkan pada perkaitan antar sektor, terutama sektor hulu-hilir.
Maksudnya, agar mengembangkan industri yang secara horizontal yang saling
mendukung. Misalnya, antara industri ban mobil dan industri perakitan mobil
atau industri otomotif; antara industri tegel, playwood, besi beton untuk
saling mendukung dalam industri bahan bangunan. Adapun industri yang memiliki
keterkaitan secara vertikal atau industri hulu dan industri hilir, misalnya
antara industri benang tenun dengan industri tekstil dan industri garmen atau
pakainan jadi.
3) Industrialisasi
yang didasarkan pada teknologi tinggi untuk mengembangkan industri hulu atau
industri dasar dan industri hilir secara simultan atau secara bersama-sama.
Ketiga
konsep pemikiran tersebut bukan bersifat alternatif eksklusif, dalam arti, yang
satu terlepas dari yang lain. Akan tetapi, ketiga-tiganya dapat diambil atau
dipilih mana yang paling tepat sesuai
dengan kebutuhan saat tertentu.
C.
Perkembangan
Industrialisasi di Indonesia
Selama
dasawarsa 70an, sektor industri dapat
tumbuh rata-rata mencapai 12,8%. Kecepatan ini logis karena baru dalam
taraf awal melalui penanaman modal secara besar-besaran, tetapi kemudian
pertumbuhannya menurun bila mendekati titik kejenuhan, kecuali bila pasarannya
dapat dikembangkan terus menerus. Perkembangan sektor industri antara 1985-1989
adalah sebagai berikut: tahun 1985 (11,9%), 1986 (9,29%), 1987 (10,16%), 1988
(11,9%), dan tahun 1989 (9,09%) sebagai angka perkiraan. (Tinjauan Ekonomi Bank
Bumi Daya, Sept. 1990, hal. 5).
Pada
tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri setelah krisis.
Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri masih menjadi fokus
kebijakan industri. Sementara itu, pemerintah pun memprioritaskan pengembangan
industri berkeunggulan kompetitif dengan pendekatan klaster. (Departemen
Perindustrian, 2005).
Industrialisasi
di Indonesia sejak pelita I hingga saat ini telah mengakibatkan transfornasi
struktural di Indonesia. Pola pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejalan dengan
kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara.
Kecenderungannya adalah terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian, sedang
kontribusi sektor industri cenderung meningkat.
D.
Pentingnya Indutrialisasi di Indonesia
Industrialisasi sendiri sebenarnya tidak lain adalah suatu proses
perkembangan teknologi dengan bantuan ilmu pengetahuan yang diterapkan yang
dicirikan ekspansi produksi secara besar-besaran di mana dipergunakan
mesin-mesin secara luas untuk pasar yang luas. Untuk itu tentu saja harus
dipenuhi persyaratan-persyaratan yang cukup banyak, di antaranya:
1. Kualitas manusia
dalam arti buruh-buruh yang lebih terdidik sehingga memungkinkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan tertentu.
2.
Segi-segi
organisasi produksi, manajerial serta kedisiplinan kerja yang lebih baik.
3.
Modal/investasi
yang lebih besar untuk dapat menciptakan produksi yang lebih banyak, tenaga
beli lebih besar, alat-alat distribusi, transportasi yang lebih baik pula.
Dengan kata lain, bahwa sistem produksi harus sama efektifnya dengan mata rantai alat-alat distribusi, sampai pada
pemasaran atau pihak konsumennya. Produksi dibuat tidak lain untuk dikonsumsi.
Biasanya melalui proses-proses supply and demand yang sekiranya proses
aktivitas ekonomi dalam masyarakat dapat diatur sedemikian lancarnya, maka akan
timbulah proses penambahan penghasilan dalam masyarakat secara kontinyu.
Kalau yang akan dihasilkan oleh proses industrialisasi seperti di atas,
maka sangat wajarlah kalau negara-negara yang sedang berkembang seperti juga
Indonesia, perlu segera dipersiapkan segala sesuatunya sebaik-baiknya agar industrialisasi dapat benar-benar menjadi
alat untuk mempercepat perkembangan ekonomi di negara kita.
Berdasarkan kondisi-kondisi yang ada di negara-negara yang sedang berkembang, maka pada garis besarnya
tujuan-tujuan umum yang ingin dicapai dengan adanya industrialisasi adalah:
1.
Merubah keadaan
yang serba tergantung pada luar negeri, untuk menjadikan ekonominya lebih self
sufficient. Sebab umumnya negara-negara tersebut massih memiliki struktur
ekonomi yang berat sebelah, yaitu negara agraris yang sekaligus juga merupakan
ekonomi ekspor. Kekayaan-kekayaan alam yang mereka miliki dengan berbagai hasil
tambangnya, kesunuran tanah yang menghasilkan berbagai hasil pertanian,
sebagian besar belum mampu mengelola sendiri sehingga harus dijual ke luar
negeri. Begitu pula hampir segala kebutuhan barang-barang sampai-sampai beras
juga merupakan hasil pertanian juga masih harus diimpor. Lebih-lebih
peralatan-peralatan modal untuk memajukan industrialnya, alat-alat transportasi
dan sebagainya yang belum mampu dibuat sendiri sehingga perlu mengimpor. Dengan
keadaan yang demikian, maka negara tersebut dalam keadaan yang sangat lemah,
baik dilihat dari segi ekspor maupun impor.
2. Dengan
industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan
mempergunakan hasil-hasil teknologi yang lebih modern. Dalam bidang pertanian,
diharapkan dapat memanfaatkan hasil-hasil industri kimia seperti pupuk,
berbagai jenis insektisida, hasil-hasil penyelidikan bibit-bibit padi unggul
dan sebagainya. Begitu pula dalam bidang-bidang kerajinan rakkyat, alat-alat
transportasi, dan berbagai jenis bangunan agar mengalami kemajuan. Semuanya
diharapkan dapat mempercepat perkembangan ekonomi serta kenaikan pendapatan per
kapita.
3.
Menambah lapangan
kerja baru untuk memperkecil jumlah pengangguran.
4. Dari segi neraca
pembayaran, dimaksudkan agar secepatnya dapat memperbaiki neraca pembayaran
yang selalu defisit. Maksudnya sekalipun dalam jangka pendek dengan adanya
industrialisasi terpaksa banyak mengimpor mesin-mesin, alat-alat transportasi
dan sebagainya sehingga memerlukan devisa yang sangat besar, tetapi lama
kelamaan diharapkan adanya industri-idustri substitusi impor, akan dapat
mengurangi devisa yang kita butuhkan sedangkan sebaliknya kita mampu
memperbesar ekspor kita.
Tentu saja tidak semua tujuan yang ingin dicapai dengan adanya
industrialisasi itu dapaat dicapai bersama. Bahkan kerap kali mengharuskan kita
untuk memilih mana yang harus kita prioritaskan. Namun jelas bahwa
industrialisasi boleh dikatakan sebagai jalan yang mutlak untuk mempercepat
perkembangan ekonomi. Di Indonesia sendiri usaha ke arah industrialisasi sudah
cukup lama.
E.
Peran
Industrialisasi dalam perekonomian
Peranan sektor industri dalam produksi nasional pada tahun 1990 cukup
meningkat. Hal ini ditandai dengan sumbangannya sebesar 21% ke dalam produk domestik bruto
(PDB), ini berarti telah melampaui sumbangan sektor pertanian sebesar 19%.
(Hartanto, 1995). Selanjutnya berdasarkan data tahun 2000, besar komposisi perbandingan
sumbangannya terhadap PDB adalah 30% industri dengan 10% pertanian (LPE-IBII,
2002).
Banyak
pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor
pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya
pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor
lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang
pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan
bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya
industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan,
lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti
akan mendukung lajunya pertumbuhan industri.
Seperti
diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya
beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.
Selain itu, industrialisasi memiliki peran sebagai
berikut:
1.
Memperluas lapangan kerja.
2.
Menambah devisa negara.
3.
Memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya
manusia.
4.
Menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi lebih
cepat.
5.
Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan efisiensi.
F.
Dampak
Industrialisasi di Indonesia
Kendala
bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan
baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi
hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam
negeri. Selain itu, akibat adanya industrialisasi telah terjadi kemerosotan
sumberdaya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan.
Industrialisasi
menuntut adanya manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu. Tanpa
memiliki sifat-sifat itu kemajuan dibidang ekonomi sulit dicapai. Beberapa
sifat yang diperkirakan sangat diperlukan untuk mendukung industrialisasi telah
dikemukakan oleh beberapa ahli. Rostow beranggapan, untuk mendukung kemajuan
ekonomi modern diperlukan orang yang mempunyai beberapa keinginan di dalam dirinya. Keinginan yang harus ada
ialah keinginan untuk mengembangkan ilmu-ilmu dasar (fundamental scient),
keinginan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar tersebut bagi kepentingan ekonomi,
keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru (inovasi), keinginan untuk mencari
kekayaan materi.
Industrialisasi
telah memberikan dampak terhadap pola lapangan kerja yang diawali dengan
meningkatnya kebermaknaan pada lingkungan dan meningkatnya perluasan jaringan
social juga meningkatnya penyerapan lapangan kerja di sektor industri kemudian
diikuti dengan meningkatnya presentasi penduduk yang bermata pencaharian pada
sektor jasa dan perdagangan.
Industrialisasi
berdampak terhadap pola kehidupan keluarga ditandai dengan meningkatnya beban
keluarga, meningkatnya dinamika kehidupan dan pendapatan keluarga kemudian
meningkatnya jumlah anggota keluarga, meningkatnya kualitas kehidupan serta
jumlah penghasilan yang diterima oleh masyarakat. Dengan demikian kesejahteraan
masyarakat meningkat yang sejalan dengan pola perilaku masyarakat yang maju.
Indutrialisasi
memberikan dampak terhadap pola pengembangan sumberdaya manusia yang ditandai
dengan perubahan masa pendidikan yang diselesaikan oleh anggota keluarga dan
perubahan reorientasi tujuan pendidikan yang diikuti oleh peningkatan jumlah
lulusan pendidikan formal maupun non-formal dan terjadi pergeseran orientasi
pendidikan yang diikuti oleh peningkatan jumlah lulusan pendidikan formal
maupun non-formal dan terjadi pergeseran pendidikan yang dapat mendorong bagi
percepatan masyarakat menuju industrialisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Latief,
Dochak. 1972. Arah Industrialisasi di
Indonesia dan Masalah Kesempatan Kerja. Yogyakarta: UNY.
Latief, Dochak. 2002. Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomi Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030?. Yogyakarta: Penerbit Andi.
No comments:
Post a Comment