![]() |
Judul : Nyai Mursiyem
Penulis : Ciayo Indah
Penerbit : MS Publishing
Harga : Rp120.000,-
Novel ini mengangkat kisah perjalanan panjang, sekumpulan Ronggeng yang ingin mencari kesetaraan hidup dengan mengadu nasib, sembari memperjuangkan seni ronggeng di Pulau Emas (Sumatera) abab ke 17. Dalam perjalanan panjangnya, rombongan ini mengalami banyak rintangan, dan ancaman hingga harus kehilangan istri, anak bahkan nyawa mereka sendiri. Di dalam rombongan, ikut pula bersama meraka gadis kecil bernama Mursiyem. Anak dari sepasang seniman ronggang ini kerap ditimpa nasib buruk seiring bertumbuhnya ia bak bunga harum yang indah. Kecantikannya ternyata kerap mamancing syahwat para lelaki hidung belang untuk menyesap madunya.
Beragam
upaya dilakukan kedua orang tuanya demi melindungi anak mereka dari kejahatan
lelaki di setiap daerah persinggahan. Namun, kehancuran yang dialami Mursiyem
tak disangka justeru berasal dari orang dalam, alias rombongan mereka sendiri. Rombongan
yang seharusnya melindunginya dan keluarganya.
Pengkhianatan,
fitnah dan serangan kerap dialami Mursiyem dan keluarganya dari rombongan yang
selama ini sudah mereka anggap sebagai saudara. Hingga Mursiyem harus
kehilangan kedua ibu bapaknya. Hidup di hutan sebatang kara dengan perasaan
takut dan putus asa tidaklah cukup. Teror yang ia terima belumlah usai. Untuk menutupi
kejahatan demi kejahatan, Mursiyem yang malang terus diburu lalu kemudian
dikubur hidup-hidup di dalam hutan.
Namun
takdir bicara lain, ia ditolong oleh sembilan rijalul ghaib (kesatria Ghaib) dari
abat keenam kerajaan Sriwijaya, saat ia sudah pasrah dan hendak membawa mati
saja seluruh rasa sakit dan dendamnya. Bangkitnya Mursiyem setalah
bermetamorforsis menjadi gadis jelita dengan kesaktian ilmu ghaibnya, berhasil
mengancam semua orang yang pernah mencelakainya dan juga keluarganya. Dengan bantuan
para kesatria ghaib, Mursiyem muncul dengan kekuatan besar untuk menuntut
balas.
Akankah
gadis polos itu akan terus berubah sadis dan jadi penerbar teror yang tak punya
belas kasihan bagi semua musuhnya?
Apa
jadinya ketika takdir membuatanya bertemu dengan Salamun, pemuda solih dengan
sorban di kepalanya yang berhasil menggetarkan sukmanya lewat kalimah-kalimah
Tuhan yang Maha Esa?
Apakah
dia akan komitmen pada konsekuensi yang harus ia terima, sebagai tukar guling
untuk semua kekuatan yang ia dapat dari dunia ghaib?
Manakah
yang lebih dipilihnya, antara cinta dan iman ataukah persahabatan dan dendam?
Lalu
apa jadinya, saat takdir harus mempertemukan Nyai Mursiyem dengan detektif
mudah Solahuddin Jalu Alfatah dan kawan-kawannya 300 tahun kemudian. Ketika mereka
dihadapkan pada masalah besar.
Yaitu
tersesat, dan hilangnya pulau Karang bersama isinya ke negeri bunian.
No comments:
Post a Comment